Rektor: Biaya Masuk Faked Unsrat Murah

Meski dikeluhkan karena biaya masuk Fakultas Ke-dokteran (Faked) Unsrat mencapai puluhan juta, namun Plt Rektor Unsrat Prof Dr LW Sondakh MEc menilai, biaya yang mencapai Rp 60 jutaan itu masih tergolong murah. Itu katanya jika di-bandingkan dengan biaya masuk Faked pada sejumlah PTN (Perguruan Tinggi Negeri) di Pulau Jawa yang mencapai ratusan juta rupiah.
Karena dinilai murah, lanjut Sondakh, sehingga Faked Unsrat kerap diserbu calon mahasiswa setiap tahun. “Untuk Fakultas kedokteran di Unsrat, tiap tahun berjubel yang ingin masuk di sini. Itu karena di universitas luar sulut seperti di Jakarta, biaya-nya mencapai 150 juta sampai 200 juta. Faked Unsrat tidak mencapai seperti itu,” kata Son-dakh kepada Komentar, Senin (24/06) kemarin.
Di sisi lain, dia juga menegas-kan, bahwa pembiayaan mahal itu, hanya berlaku untuk bebe-rapa orang saja yang hendak memaksa masuk di Faked Unsrat. “Tapi terbesar menda-pat beasiswa. Jika DPRD me-mandang bahwa biaya yang mencapai 40-60 itu tidak manusiawi, itu sah-sah saja. Yang pasti dan perlu dikla-rifikasi, bahwa Faked Unsrat telah melakukan cross subsidi.’’
Caranya, aku Sondakh, dia meminta agar mahasiswa yang mampu secara ekonomi, agar membayar lebih. Di sisi lain, bagi mahasiswa yang kurang mampu, diberikan keringanan. ‘’Saya mengimbau kepada calon mahasiswa yang ekono-minya menengah ke bawah alias miskin, silakan melapor,” imbau Sondakh. Sedangkan terkait rencana hearing pihak DPRD terkait tingginya biaya masuk di Unsrat, direspons positif Sondakh. “Jika kami di panggil, tentunya kami akan menghormatinya,” kata guru besar yang sebentar lagi akan menanggalkan jabatannya sebagai Plt Rektor Unsrat.
Sementara itu, seorang orang- tua dari calon mahasiswa ke-dokteran yang lulus lewat jalur T2 (peringkat 11-15) me-ngatakan, baru-baru ini dia menyetor biaya pendaftaran anaknya sebesar Rp 21.375.000. Rinciannya untuk biaya pembangunan Rp 20 juta, SPP 1 Semester (Rp 500.000), Bismaba (Rp 450.000), Alma-mater (Rp 200.000), Kesehatan (Rp 25.000) dan biaya pendaf-taran Rp 200.000.
GADAI TANAH
Sementara itu, orangtua (ini-sial SB) yang baru saja mema-sukkan anaknya di Faked Unsrat mengaku kelabakan mencari uang pendaftaran yang mencapai Rp 40 hingga 60 juta. ‘’Kami dari kalangan eko-nomi menengah ke bawah, sulit mendapatkan uang sebesar itu, apalagi di saat kenaikan BBM sekarang. Tapi karena ingin anak masuk kedokteran, kami berusaha sekuat tenaga men-cari uang tersebut dengan me-minjam di bank disertai ja-minan sertifikat tanah. Yang penting kita pe anak bisa kuliah di situ,’’ aku sumber yang me-minta namanya tidak usah dikorankan secara lengkap.
Namun begitu, diakuinya dalam pembiayaan ke depan, jumlahnya pasti tidak sedikit. Oleh sebab itu, dia berharap agar pimpinan Unsrat bisa memperhatikan mahasiswa yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. “Kiranya bisa diberikan ke-ringanan biaya, apalagi untuk siswa yang berprestasi,’’ aku sumber.(nan)