www. alumnifatek.forumotion.com
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
www. alumnifatek.forumotion.com


 
IndeksIndeks  PortailPortail  PencarianPencarian  Latest imagesLatest images  PendaftaranPendaftaran  Login  KawanuaKawanua  Media Fatek OnlineMedia Fatek Online  KAMPUSKAMPUS  

 

 Mezak Arnold Ratag Mengembangkan Model Prakiraan Khusus

Go down 
PengirimMessage
anwarp

anwarp


Jumlah posting : 122
Location : Jakarta
Registration date : 16.01.08

Mezak Arnold Ratag Mengembangkan Model Prakiraan Khusus Empty
PostSubyek: Mezak Arnold Ratag Mengembangkan Model Prakiraan Khusus   Mezak Arnold Ratag Mengembangkan Model Prakiraan Khusus Icon_minitimeTue Feb 26, 2008 4:55 pm

SUARA PEMBARUAN DAILY
Mezak Arnold Ratag Mengembangkan Model Prakiraan Khusus
Mezak Arnold Ratag Mengembangkan Model Prakiraan Khusus 26profdr
Kondisi cuaca di dunia, khususnya Indonesia, semakin tak menentu. Terjadi berbagai fenomena cuaca ekstrem yang mengakibatkan perubahan iklim besar-besaran. Kenyataan itu menjadi pusat perhatian Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), termasuk Mezak Arnold Ratag (45), yang kini menjabat Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) BMG.

Namanya tak asing jika dihubungkan dengan bidang meteorologi dan geofisika. Bukan hanya itu, namanya pun dikenal di kalangan astronom. Mezak menyelesaikan program Strata 1 (S1) di Departemen Astronomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sebagai peneliti, perbedaan latar belakang pendidikan bukanlah penghalang untuk terjun ke bidang ilmu lain. Kombinasi ilmu justru bisa memperkaya pengetahuan. Itulah pemikiran yang dijalani pria kelahiran Malang itu.

Sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, yang dijalaninya di Manado, Sulawesi Utara, ia memang dikenal sebagai siswa pintar. Predikat cum laude yang diraih saat lulus S1, bahkan diakui setingkat S2 saat akan meneruskan pendidikan S3 di Fakulteit Wiskunde en Natuurwetenschappen, Rijksuniversiteit Groningen, Belanda.

Bukti eksistensi di kedua bidang yang ia geluti itu adalah penerapan sejumlah hasil penemuan dan penelitiannya. Sebuah bintang bahkan dinamai "Ratag" atas hasil temuannya. Hanya saja, saat bergabung di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) hingga 2003, beberapa hasil risetnya belum dapat diaplikasikan ke model sebenarnya.

Saat ditemui di kantornya di wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu, pria yang berpenampilan kalem itu menguraikan tentang berbagai penelitian Puslitbang BMG. Salah satunya, model prakiraan cuaca yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.

"Kami (BMG, Red) baru selesai membangun model prakiraan cuaca sistem numerik. Sistemnya kurang lebih sama dengan di Eropa, Amerika, dan Australia. Selama ini, model yang ada di dunia sulit memprediksi kondisi cuaca di Indonesia. Salah satu alasannya, keadaan fisis yang belum banyak dipelajari," tutur Mezak, yang bergelar profesor riset di bidang astrofisika, melalui Surat Keputusan Presiden RI Nomor 276, saat berusia 38 tahun itu.

Saat ini, terjadi berbagai fenomena cuaca di banyak wilayah di dunia. Di wilayah Indonesia khususnya, kecepatan rata-rata angin dulu berkisar 20-30 kilometer per jam. Kini, kecepatan rata-rata itu naik cukup tinggi. Dulu, Indonesia jarang mendapat angin kencang, berbeda bila melihat kondisi sekarang.

Hal itu tak lepas dari efek pemanasan global. Kejadian yang saat ini terjadi di atmosfer adalah adanya tenaga yang semakin besar. Jika tidak segera diatasi, dampak ke depan adalah suhu terus naik dan kondisi cuaca ekstrem akan lebih sering terjadi, seperti fenomena angin puting beliung dan tornado-tornado kecil.

"Sesungguhnya, pusaran angin seperti itu sulit terjadi di wilayah Indonesia karena terletak di dekat garis ekuator. Tapi, pemanasan global yang membuat intensitas kejadiannya naik," ujar Mezak, yang saat ini mengajar Pascasarjana (S2 dan S3) di ITB, program Oseanografi dan Sains Atmosfer, Departemen Geofisika dan Meteorologi.

Hal mendesak yang dapat dilakukan adalah adaptasi. Walau emisi diturunkan, dampak akan tetap meningkat. Perubahan iklim, akan merusak hasil pembangunan. Karena itu, perlu menjadi isu yang harus ditanggapi serius. "Yang ingin dikurangi adalah bencananya. Sekarang, bagaimana caranya agar orang yang terkena dampak bisa berkurang. Sementara, hal itu juga terkait dengan naiknya suhu dan curah hujan di Indonesia," tutur Mezak, yang bertemu istrinya, Weynni Tampenawas, saat menjalani kuliah di Bandung. Pasangan itu menikah pada 1986, dan dikaruniai dua putri, Julien Grietje Louise Ratag (19) dan Manuela Rosalin Kristi Ratag (12).

Kenaikan Suhu

Mezak menjelaskan, di Jakarta selama 100 tahun terakhir terjadi kenaikan suhu 1,4 derajat celsius. Naiknya suhu juga dialami daerah-daerah lain. Di Surabaya suhu naik 1,9 derajat celsius. Kenaikan di Cilacap cukup tinggi, 3 derajat celsius, karena lokasinya dekat dengan kilang minyak yang berefek volume penguapan akan semakin besar.

"Dampak kenaikan suhu, jika berlangsung musim kemarau, akan menjadi sangat kering dan penguapan semakin besar. Saat musim hujan, hujannya semakin lebat. Penyebabnya adalah volume yang turun semakin besar," kata Mezak, yang menjadi delegasi Indonesia dalam United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Bali, Desember 2007.

Terkait dengan kondisi cuaca Indonesia yang sulit diprediksi, salah satu penyebabnya, menurut Mezak, adalah laut yang dangkal. Dalam kondisi pemanasan air laut, saat menerima energi panas, energi panas akan lama disimpan di dalam. Pemanasan itu yang kemudian memicu gerakan ke atas (seperti penguapan). Indonesia merupakan tempat pemicu gerakan yang paling besar. "Indonesia sering disebut sistem mesin penggerak atmosfer sebagai penyedia tenaga ke arah vertikal," tuturnya.

Model prakiraan cuaca yang baru diselesaikan Puslitbang BMG merupakan alat yang bisa memprediksi secara akurat dengan pendekatan di titik 0,8 hingga 0,9. Ada software (peranti lunak) baru dengan sistem jaringan saraf tiruan, seperti yang biasa digunakan untuk menganalisis musik. Peranti itu dapat memilah detail curah hujan.

Keakuratan prakiraan sangat dibutuhkan karena sudah menyangkut pelayanan ke sektor pengguna, seperti petani. Petani tidak peduli seberapa mahal harga komputer yang digunakan untuk memprediksi cuaca. Mereka hanya ingin hasil akurat.

Ada satu model prakiraan di dunia yang bisa memprediksi wilayah dengan batasan 100 kali 100 kilometer, namun tidak bisa diterapkan di Indonesia. Berdasar itu, sejak 2005 dikembangkan model dengan pendekatan skala kabupaten. "Prototipenya sudah ada di 40 kabupaten," Mezak, peraih penghargaan sebagai pelajar teladan tingkat Provinsi Sulawesi Utara dan juga nasional di tahun 1980 itu, memaparkan.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah mengumpulkan data lalu mengelompokkan wilayah menjadi beberapa bagian. Kini, pengembangan alat itu sudah tidak bersifat sentral. Pembinaan dilakukan di daerah-daerah.

Sekolah Lapangan Iklim

Ia mengakui BMG mengalami berbagai hambatan dan permasalahan dalam penyampaian informasi kepada petani. Karena itu, mereka membuat sekolah lapangan iklim. Di sekolah itu, penyuluh dan petani dididik agar dapat menggunakan informasi yang diberikan BMG. Agar informasi dapat mengalir dengan baik, sekolah itu juga diperuntukkan bagi pembuat kebijakan. "Kuncinya, sewaktu membangun sistem informasi, tidak hanya memikirkan tentang ketepatan atau akurasi alat, tapi juga cara penyampaian sistem ke pengguna," tutur penerima Satyalencana Wirakarya dari Presiden Republik Indonesia untuk aplikasi pemodelan iklim pada Agustus 2000 itu.

Sistem yang dibuat, harus menjadi suatu peringatan dini bagi pengguna dan juga masyarakat umum. Terkait masalah iklim, hal itu harus dilakukan dengan kerja sama beberapa pihak. "Konsep peringatan dini harus benar-benar sampai ke pengguna, mulai dari sistem pemantauan hingga penerapan. Hal yang saya cermati, rupanya, saat diberi informasi, beberapa pihak seperti pemerintah, tidak cepat tanggap," ujarnya.

Ia mencontohkan kejadian hujan dan banjir besar di awal Februari 2008. BMG menginformasikan kepada pemerintah akan ada jeda berhenti hujan tiga minggu sejak awal Januari. Waktu jeda tiga minggu itu dapat digunakan membersihkan saluran-saluran air. Kenyataannya, tidak ada tindak lanjut. Saat hujan kembali besar, terjadi banjir.

"Hujan besar tahun ini berbeda dengan tahun kemarin. Jika tahun 2007 konsentrasi hujan ada di wilayah selatan yang turun dengan kecepatan tinggi, tahun ini pusatnya memang di Jakarta. Jadi, masalahnya sudah ada di Jakarta, bukan lagi kiriman. Hal itu terkait juga dengan kurangnya ruang terbuka hijau," Mezak, yang sebelumnya menjabat Kepala Bidang Pemodelan Iklim di Lapan, menjelaskan.

Ia menilai sistem ramalan cuaca di Indonesia secara keseluruhan sudah baik. Hanya saja, sebagai sistem peringatan dini, masih ada jarak dalam penyampaian bahasa. Sistem yang dikembangkan pun harus bisa dipakai secara nasional. "Yang disebut konsep prediksi bukan hanya masalah menentukan kapan, di mana tempatnya, atau magnitudo yang akan terjadi, tapi lebih kepada wilayah yang dinilai rawan serta kondisi yang berlangsung sudah sampai di titik apa," tutur Koordinator Bidang Iklim, Kelompok Peneliti Dinamika Atmosfer itu.

Berbagai model prakiraan cuaca dan geofisis masih harus dikembangkan, salah satunya adalah automatic weather station (alat pemantau cuaca otomatis). BMG, menurut Mezak, juga mencoba mengembangkannya, karena jika harus membeli dari luar negeri, harganya sangat mahal.

Bagi Mezak, "bergerak" di berbagai bidang ilmu, sama halnya dengan mengerjakan apa yang bisa ia kerjakan. Ia mempersilakan saja jika ada yang menyebutnya astronom, atau klimatolog, ataupun ahli meteorologi dan geofisika. "Dunia ilmu pengetahuan hanya bagian kecil dari alam ini. Umumnya, itu hanya bagian yang teratur saja, sementara masih banyak yang semrawut. Masih banyak hal yang belum bisa kita jelaskan," katanya. [Debora Manja Pesik]
Kembali Ke Atas Go down
 
Mezak Arnold Ratag Mengembangkan Model Prakiraan Khusus
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Mengembangkan Jiwa Entrepreneur
» Pangkas Jalur Khusus PTN
» Mahasiswa Semarang Tolak Bantuan Khusus
» Karena WOC, Indonesia Dapat Kehormatan Khusus
» Mantiri: BLT Sebaiknya Khusus untuk Penyelesaian Studi

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
www. alumnifatek.forumotion.com :: Katagory Utama :: Tampilan Utama-
Navigasi: