Pelantikan Rektor Unsrat Rumokoy yang lahir di Desa Tincep, Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa, 28 Agustus, 1956, itu mengatakan, untuk meningkatkan kualitas para mahasiswa dan lulusannya, diawali dengan meningkatkan kualitas para dosen dengan disiplin mengajar serta penambahan sarana tekologi informasi termasuk juga buku-buku. "Yang paling penting di sini adalah faktor dosen, tidak boleh ada dosen yang tidak masuk. Pertemuan dengan mahasiswa harus sesuai dengan aturan dan jadwal yang ditetapkan" kata Rumokoy, yang juga sebagai Dekan Fakultas Hukum Unsrat.
Disiplin mengajar, lanjut Rektor yang meraih Magister Hukum tahun 1989 dan Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Padjadjaran Bandung tahun 1998 itu, sudah diterapkannya di Fakultas Hukum Unsrat. Tanpa perubahan disiplin mengajar maka akan sulit memperbaiki kualitas sarjana yang diluluskan.
Maria PieterszProf Dr Donald Rumokoy SH MH dilantik sebagai Rektor Universitas Sam Ratulangi untuk periode 2008-2012 oleh Mendiknas Bambang Sudibyo di Jakarta, Senin (14/7). Dia dilantik bersama sejumlah pejabat lainnya di lingkungan Depdiknas.
Disiplin KetatDisiplin yang ketat ini akan diterapkan pada 10 fakultas yang ada di universitas itu. "Itu saya sudah pratikkan di Fakultas Hukum, setelah dua tahun lebih saya menjadi dekan. Terlihat banyak kemajuan yang dicapai. Mereka yang tidak terbiasa dengan disiplin akan mendapat teguran dan ini dilakukan demi kemajuan Unsrat," kata sarjana Hukum Unsrat tahun 1981, Pendidikan Pencangkukan di UGM tahun 1984, Magister Hukum Padjadjaran Bandung tahun 1989, dan Dokter Ilmu Hukum Padjadjaran Bandung Tahun 1998. Saat ini, Unsrat memiliki 10 Fakultas, yakni Fakultas Hukum, Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan, Kedokteran, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Sastra, Teknik, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, serta Ekonomi.
Dari fakultas yang ada itu, Fakultas Kedokteran, Ekonomi, Hukum, FISIP dan Teknik, terus mengalami peningkatan penerimaan mahasiswa. Kedokteran, memang menjadi andalan. Sulawesi Utara banyak membutuhkan tenaga dokter. "Banyak dokter-dokter kita, langsung dicari pihak lain. Begitu juga dengan sarjana ekonomi, dari jurusan International Bussines Administration (IBA), banyak lulusannya langsung bekerja di perbankan, atau di berbagai instansi swasta dan pemerintah. Unsrat, siap menghasilkan sarjana siap pakai," tandasnya lagi.
Menurut Rumokoy, Unsrat harus menjadi pola anutan. Harus disadari bahwa Unsrat menjadi salah satu universitas bergengsi yang menjadi inceran para siswa lulusan SLTA untuk melanjutkan studinya. Ini tentunya, tantangan.
Untuk mendukung peningkatan kualitas tersebut, saat ini Unsrta memiliki sekitar 1.800 dosen, sebagian besar lulusan S2, sebanyak 150 bergelar doktor (S3) dari berbagai disiplin ilmu, dan 97 Guru Besar. Unsrat, terus mengirim para dosen untuk peningkatan studi, baik di dalam dan luar negeri. Juga, akan melakukan kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di dalam dan luar negeri. "Membangun jaringan dan kerja sama dengan pihak lain sangat penting. Selama ini memang sudah ada yang dilaksanakan," tambah ayah beranak tiga, dan suami dari Telly Sumbu, SH, MH yang juga sebagai dosen Fakultas Hukum Unsrat.
Rumokoy mengakui, untuk peningkatan universitas pastilah ada harga yang harus dibayar, dan untuk itu perlu dukungan dan bantuan dana dari pihak luar maupun pemerintah. Menurutnya, bila 20 persen dana pendidikan itu direalisasikan sesuai undang undang, itu pun sudah cukup baik. Upaya lain yang akan dilakukan untuk terus meningkatkan pendidikan dosen adalah mencari sponsor dan kerja sama dengan berbagai pihak.
Pola Ilmiah PokokDia menjelaskan, Unsrat memiliki pola ilmiah pokok, yakni tentang kemaritiman atau kelautan. Karena, wilayah Sulut sebagian besar adalah laut. Ini menjadi perhatian khusus lewat Fakultas Perikanan dan Kelautan. Unsrat, tidak mau kalah. Daerah Sulut memiliki potensi laut, dan ini menjadi fokus perhatian. Apalagi, akan ada Konferensi Kelautan Dunia atau World Ocean Conference (WOC) pada 11-15 Mei tahun 2009 di Manado. "WOC, ini kami dukung. Karena, ini menyangkut masalah kelautan dan lingkungan, kita akan berperan memperhatikan masalah kelautan kita," katanya.
Saat ini ada sekitar 15.000 mahasiswa untuk program S1. Unsrat juga sudah memiliki Program Pasca Sarjana dari beberapa disiplin ilmu, termasuk Program Studi Doktor. Diharapkan, kata Rumokoy, ke depan akan bertambah lagi. Dia yakin, Unsrat akan menjadi barometar bagi perguruan tinggi di Sulut. [SP/Fanny Waworundeng][/justify]