Didemo, Rektor Gabung Mahasiswa Tolak Pemilihan Ulang
Meski sebelumnya Penjabat Rektor Unsrat, Prof Dr LW Sondakh MEc meminta agar semua kalangan legowo me-nerima keputusan Mendiknas untuk mengulang pemilihan Rektor Unsrat, namun sikap tersebut berubah ketika di-demo ribuan mahasiswa, kemarin (03/03).
Rektor yang berhasil diminta turun dari kantor rektorat dan bergabung dengan maha-siswa di pelataran patung Sam Ratulangi, akhirnya ikut menandatangani surat peno-lakan terhadap keputusan Mendiknas tersebut. Turut serta Sekretaris Senat Prof Ir Ferdie HM Wokas, Ketua Panitia Pemilihan Rektor Prof Rudy Tenda dan Sekretaris Prof Drs Solang.
Dalam tuntutan itu, Men-diknas didesak untuk segera meneruskan hasil pemilihan rektor lalu kepada presiden, untuk kemudian ditetapkan rektor definitif. Alasannya, penolakan kebijakan Mendik-nas soal rilrek ulang tidak mempunyai pijakan hukum yang mendasar. Pasalnya, pe-netapan anggota Senat Un-srat mewakili dosen pada setiap fakultas sudah dila-kukan sesuai ketentuan.
“Penetapan anggota senat telah ditetapkan oleh Rektor Unsrat secara sepihak dan otoriter adalah tidak benar karena prosesnya telah ter-laksana secara demokrasi,” ujar Sondakh membacakan pernyataan sikap tersebut.
Selanjutnya Sondakh menya-takan bahwa keberatan Men-diknas mengenai keterlam-batan pemilihan rektor dan ke-terlibatan anggota senat yang sudah pensiun dan menjadi anggota parpol tidak benar. “Un-tuk itu kami mohon agar hal itu diklarifikasi,” tandasnya.
Hal lain yang menjadi alasan penolakan, lanjutnya, adalah risiko terjadinya pro-kontra yang berakibat polarisasi di Unsrat, sebagaimana yang telah terjadi 27 Februari lalu. “Di mana telah jatuh korban luka parah dan luka-luka, siapa yang akan bertanggung jawab atas hal ini,” tukasnya mengakhiri pembacaan per-nyataan sikap.
Rektor juga sempat meng-ajak perwakilan mahasiswa untuk ikut ke Jakarta mene-mui Mendiknas di Jakarta, gu-na menyampaikan tuntutan tersebut. Sementara Ketua Pa-nitia Pemilihan Rektor, Prof Ir Ruddy Tenda mengatakan, pemberian suara calon rektor, sudah bekerja berdasarkan pada penugasan yang diberi-kan oleh Senat Unsrat. “Kita sudah mengacu pada pedoman dan ketentuan-ketentuan yang ada, termasuk ketetapan mengenai anggota Senat Unsrat yang memiliki hak untuk memberikan suara pada rapat senat khusus untuk pemberian suara calon rektor,” jelasnya seraya menambahkan bahwa pemilihan ulang masih berupa wacana, karena belum ada ketetapan resmi tertulis dari Mendiknas atau instansi yang lebih tinggi.
Selanjutnya usai melakukan aksi demonstrasi secara da-mai, massa menuju DPRD Su-lut untuk menyampaikan tun-tutan mereka tentang peno-lakan pilrek ulang dan mem-percepat pelantikan Rektor Unsrat definitif. Sementara berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, siang kemarin, pejabat rektor ber-sama panitia pemilihan dan seluruh dekan mengadakan pertemuan dengan Irjen Depdiknas Sofyan di salah satu rumah makan di ka-wasan Mapanget.
Dalam pertemuan tersebut, menurut sumber, Irjen me-nyatakan bahwa proses pemilihan memang menyalahi aturan. “Memang Pak Irjen tidak secara langsung menya-takan bahwa harus dilakukan pemilihan ulang, tapi beliau mengatakan bahwa proses pemilihan memang tidak sesuai ketentuan,” ucap sumber yang meminta untuk tidak dikorankan.
DPRD
Ratusan mahasiswa Unsrat juga berdatangan ke DPRD Sulut. Aksi unjuk rasa damai mereka diterima langsung Ketua DPRD Sulut, Drs Syachrial Damopolii MBA, di ruang paripurna yang turut didampingi oleh Ketua Komisi D DPRD Sulut, James Karin-da SH, Benny Ramdhani, Jones Rumangkang, Novi Mokobombang, Yanny Kopa-lit, Ny Tutu Gobel Gonibala, AHJ Purukan, Mieke Nangka, Syahrul Polii dan Farid Lauma.
Pihak DPRD Sulut sendiri mengaku siap untuk memper-juangkan aspirasi mahasiswa di Mendiknas, dengan mem-bentuk tim khusus peng-usutan polemik suksesi Pilrek Unsrat. Sejumlah mahasiswa sendiri akan diboyong tim DPRD untuk menghadap Mendiknas.(vic/uly/mon/ran)
Prof Sondakh: Pilrek Tidak Akan DiulangDPR Sulut Siap Pressure MendiknasMANADO POST- Aksi demo masih berlangsung di Universitas Sam Ratulangi. Kemarin, ratusan mahasiswa gabungan beberapa fakultas seperti Hukum, Fekon dan FISIP melakukan unjuk rasa di Rektorat Unsrat. Massa meminta pertanggungjawaban Prof Dr Lucky Sondakh yang mengakibatkan Pilrek kemungkinan diulang dan menuntut mundur dari jabatan pelaksana tugas rektor.
Secara gentle, Prof Sondakh menerima aksi tersebut. Bahkan, ia berjanji segera menyelesaikan masalah pemilihan rektor secepatnya. “Pemilihan rektor yang lalu sudah sesuai mekanisme dan tidak akan diulang. Sekarang kami tinggal menjelaskan masalah ini ke Mendiknas,” katanya.
Setelah memberi penjelasan, Prof Sondakh, Prof Ir Ferdie HM Wokas, Prof Dr Ruddy Tenda, Prof R Solangs, selaku pimpinan Senat Universitas dan Panitia Pilrek menandatangani surat pernyataan. Isinya: Pemilihan Rektor Tidak Akan Diulang! Dan, memohon Mendiknas untuk meneruskan hasil Pilrek sesuai Keputusan Senat Unsrat Nomor 6309/H12/KP/2007 tertanggal 30 Oktober 2007. Karena sah dan dihasilkan badan normatif tertinggi di Unsrat. Penandatanganan tersebut disaksikan ratusan mahasiswa dan dosen.
Tak puas, sesudah itu mahasiswa bergerak menuju gedung cengkih DPR Sulut untuk menyampaikan aspirasinya. Massa mahasiswa diterima Ketua Deprov Sulut Syachrial Damopolii dan anggota James Karinda, Benny Ramdani, Farid Lauma, Tuti Gonibala , AHJ Purukan dan Sahrul Poli. Setelah mahasiswa menyampaikan aspirasi, Syachrial Damopolii berjanji menindaklanjuti persoalan ini ke Mendiknas. Bahkan, akan diteruskan ke DPR RI, “Kalu cuma surat yang torang kirim bisa enam bulan depan baru ditanggapi, jadi torang mengambil keputusan terbang langsung ke Jakarta,” katanya.
Ia menambahkan, sebagai bukti dari keseriusan, pihaknya meminta perwakilan mahasiswa ikut ke Jakarta. Masing-masing satu wakil mahasiswa ekonomi,, FISIP, dan MPM Unsrat.(cw-3/cw-17)