Admin Admin
Jumlah posting : 549 Registration date : 08.01.08
| Subyek: Amerika Selatan di Ambang Perang Mon Mar 03, 2008 4:20 pm | |
| Amerika Selatan di Ambang Perang AP Photo/Juan Carlos Hernandez Tentara Venezuela berbaris sebelum naik ke mobil di Markas Paramacay di Valencia, Venezuela, Minggu (2/3). Presiden Hugo Chavez memerintahkan tank dan ribuan pasukan ke perbatasan Kolombia.
[CARACAS] Penyerangan pasukan komando Kolombia untuk memburu para pemberontak Kekuatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) hingga memasuki wilayah Ekuador, telah menyulut ketegangan antarnegara di Amerika Selatan terutama Venezuela-Kolombia-Ekuador.
Presiden Venezuela Hugo Chavez memerintahkan ribuan tentara dan tank untuk bersiaga di pinggiran Venezuela yang berbatasan dengan Kolombia. Chavez menuduh Kolombia menyeret kawasan Amerika Selatan ke mulut peperangan dengan membunuh tokoh pemberontak di wilayah Ekuador. "Bapak Menteri Pertahanan gerakkan 10 batalion tank ke perbatasan dengan Kolombia, segera! Kerahkan juga pasukan udara," perintah Chavez dalam taklimat mingguan yang disiarkan melalui televisi dan radio, Minggu (2/3) atau Senin pagi WIB.
Ia menegaskan Venezuela tidak menghendaki perang. "Tetapi kami tidak akan mengizinkan kerajaan Amerika Serikat (AS) yang adalah tuan (dari Kolombia) ...datang mengobrak-abrik kami," serunya.
Chavez juga memerintahkan Kedutaan Besar Venezuela di ibu kota Kolombia, Bogota, ditutup. "Kami akan membalas dengan serangan militer apabila Kolombia melanggar wilayah Venezuela," tegas Chavez.
Usir Dubes
Buntut ketegangan ini, President Ekuador Rafael Correa mengusir Duta Besar Kolombia untuk Ekuador dan mengerahkan ribuan personel ke perbatasan. "Saya telah memutuskan pengusiran segera Duta Besar Kolombia untuk Ekuador Carlos Holguin...Saya pun mengerahkan pasukan ke perbatasan utara dan menggelar rapat mendadak Dewan Keamanan Nasional, Senin," tukas Correa.
Ia juga meminta pertemuan darurat Organisasi Negara-negara Amerika dan komunitas Andes. Juru Bicara Pemerintah Kolombia Cesar Mauricio Velasquez mengumumkan pihaknya akan meminta maaf ke Ekuador karena pasukannya telah menyusup ke wilayah Ekuador.
Tentara Kolombia memburu para anggota FARC hingga ke wilayah Ekuador. Penyerangan itu menewaskan 17 orang FARC termasuk Luis Edgar Devia yang dikenal dengan nama Raul Reyes. Ia adalah pemimpin di urutan kedua dalam struktur FARC.
Correa memastikan militer Kolombia menerobos wilayah udara negerinya. Kamp pemberontak itu masih berada di wilayah Ekuador karena terletak dua kilometer dari perbatasan Kolombia-Ekuador.
Pasukan Ekuador menemukan jenazah 15 jenazah lain di tengah hutan. Mayat-mayat itu bergelimpangan di sekitar lokasi. Ada beberapa lembar pakaian, sepatu, lemari es, senjata dan granat.
Menurut Correa, penyerangan pasukan Kolombia terjadi saat musuh-musuhnya tertidur. Lokasi persembunyian dibom dan orang-orangnya dibunuh. Mereka menggunakan teknologi yang canggih sehingga tingkat ketepatannya tinggi.
Di sisi lain, Kolombia selama ini mengeluh militer Ekuador tidak becus menjaga perbatasan. Akibatnya para pemberontak menyeberang dan membuat kamp persembunyian di sana. Demikian pula dengan Venezuela. Para desertir FARC mengakui mereka secara rutin beristirahat di wilayah Venezuela. Bahkan mereka berlatih, mencari pengobatan dan menyelundupkan narkotik. Namun, Chavez menolak tuduhan bahwa negerinya memberi perlindungan untuk FARC.
FARC adalah kelompok pemberontak kiri terbesar di Kolombia yang berbasis petani. Mereka telah bertarung selama empat dekade melawan Pemerintah Kolombia untuk menuntut keadilan dan kesejahteraan.
Chavez menjuluki Presiden Kolombia Alvaro Uribe sebagai penjahat dan negara teroris. Julukan ini dimiripkan dengan Israel yang banyak disokong oleh AS untuk menyerang militan Palestina.
Sebelum pasukan Ekuador tiba, para pasukan komando Kolombia sudah memindahkan mayat Reyes dan seorang pemberontak lain. [AP/AFP/Y-2] | |
|