Unsrat Masih Mencekam !

MANADO, Sulutlink. Baku hantam antar mahasiwa kembali merebak di Kampus Unsrat, Kamis (28/02) sore. Padahal pagi harinya kedua fakultas sepakat berdamai. Kesepakatan damai inipun di ikrarkan oleh langsung Prof Ellen Kumaat (Dekan Fakultas Teknik) dan Toar Palilingan SH (Dosen Fakultas Hukum) bersama Janly Tucunan (Ketua Senat Fakultas Hukum) dan Fernando Karel (Ketua Senat Fakultas Teknik) berikut masing-masing mahasiswa. Kendati Aksi baku bae ini disaksikan oleh Kapoltabes Manado, Kombes Pol, Drs Bambang Sugeng SH di pelataran parkir Fakultas Teknik (Fatek)., namun kericuhan tetap berlangsung. Bahkan aparat menambah pasukannya berjaga-jaga hingga malam.

Sebelumnya, di halaman Rektorat Unsrat berlangsung aksi demo damai. Ratusan mahasiwa berniat bertemu Pjs Rektor Unsrat Prof Lucky Sondakh untuk menyampaikan aspirasi. Sayang niat mahasiwa tidak kesampaian. Merasa disepelekan, mahasiswa berangsek maju menerobos barikade aparat. Akibatnya situasi tak terkendali. Mahasiswa kemudian melakukan orasi. Mereka mendesak Prof Lucky turun dari jabatannya.

Aroma ketegangan memang sudah terasa ketika ratusan mahasiswa Fakultas Hukum (FH) yang melakukan aksi long march melalui lokasi bentrok, Rabu (27/02), tepatnya di depan halaman Fakultas Teknik. Kehawatiran aparat keamanan dan sejumlah wartawan yang meliput, meleset. Pasalnya, rombongan mahasiwa FH justru menyampaikan orasi damai. Tak lupa, para pendemo juga menyampaikan rasa saling memaafkan atas bentrokan yang terjadi, sehari sebelum itu. Aksi cium dan pelukan sebagai tanda maaf terlihat. Kesepakatan pun terucap DAMAI.

Kedua kubu yang bertikai menyatakan sikap untuk menghentikan kekerasan yang sempat terjadi dan sempat memakan korban luka-luka, kemudian bersama-sama menjaga stabilitas dan kondusifitas Kampus Unsrat. "Kejadian kemarin kita lupakan bersama, sebab kita sesama mahasiswa Unsrat harus damai. Yang kami inginkan sebenarnya adalah melakukan aksi demo menurunkan Rektor, bukan kita yang saling bentrok," ujar Ketua Senat FH Janly Tucunan.

Nah, pagi itulah antara Palilingan dengan Kumaat menyatakan perdamaikan yang ditandai jabat tangan erat yang diikuti kedua ketua senat masing-masing fakultas. Pun Kapoltabes Manado, Kombes Pol, Drs Bambang Sugeng SH saat mendampingi kedua kubu terlihat senang karena situasi kampus yang mencekam berakhir.

Sayang, hanya berselang beberapa jam, kata sepakat damai hilang berganti dengan angkara murka. Pertikian kembali terjadi. Perang lempar batu di lokasi yang sama merebak entah dimulai oleh siapa.” Kami akan mencari tahu siapa dibalik kekacauan,”tegas Tucunan.

Menyikapi masalah ini, jubir Unsrat, Daniel Pangemanan SH, sempat menyatakan rasa syukurnya karena situasi sudah kondusif. “Kami bersyukur sebab ada itikad baik dari kedua kubu yang bertikai untuk melakukan perdamaian. Meski sorenya sempat terjadi kekacauan,”katanya.

Pangemanan kemudian menambahkan, atas nama Rektor, berharap agar persoalan ini jangan lagi diteruskan, dan mengajak semua pihak untuk menenangkan diri, dan menghindari tindakan-tindakan yang menjurus anarkis.

Meski demikian menurut Pembantu Rektor III bidang Kemahasiswaan Unsrat, Ir Bonny Sondakh, mengatakan, untuk kasus ini, akan diselidiki, dan akan selesaikan secara hukum. Bonny kemudian menambahkan agar semua pihak bisa menahan diri. Upaya menenangkan massa ini juga dikatakan oleh Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Fakultas Hukum, Unsrat, T.NN.Y Rompis SH. Dia menegaskan kepada para mahasiswa, agar bisa berpikir secara intelektual untuk memecahkan persoalan ini secara damai dan jangan mudah terpancing.

“Seluruh aspirasi dan ornamen Unsrat akan kita sampaikan ke dewan Sulut, termasuk meminta pertanggungjawaban Rektor dalam hal ini Prof Sondakh tentang suksesi Rektor terpilih, serta penolakan Pilrek Ulang,”katanya.

Meski sudah sepakat damai, baik Palilingan maupun Kumaat secara terpisah senada mengatakan pertikaian mahasiswa ini akan dilanjutkan ke proses hukum. (Baca berita terkait: Prof Sondakh: Saya Siap Mundur Asal......., red)