Admin Admin
Jumlah posting : 549 Registration date : 08.01.08
| Subyek: Semen Tembus 85 Ribu Sat Sep 06, 2008 10:56 pm | |
| Semen Tembus 85 Ribu
Praktik Calo Marak, Pembangunan Terganggu Sep 05, 2008 - Mdo Post MANADO— Persoalan semen makin memuncak. Kendati semen sudah masuk di Pelabuhan Bitung, namun fakta di lapangan, harga semen tidak berangsur normal. Sebaliknya, di sejumlah toko bangunan harganya tembus hingga Rp 85 ribu per sak.
Kenaikan harga semen ini diduga akibat permainan oknum calo yang menawarkan semen dengan harga tinggi kepada pengecer. Pengakuan dari beberapa pedagang bahan bangunan, mereka belum kebagian mendapatkan pasokan semen akibat antrian truk pengangkutan. Namun mereka didatangi oknum calo. Biasanya sambil menunggu datangnya semen yang tak kunjung tiba, muncul oknum calo menawarkan semen dengan harga tinggi. “Kemarin so ada beberapa calo yang tawarkan semen. Bagaimana distribusi semen ini kalu so pake jatah-jatah begini,” kesal Revli, salah satu pedagang semen di Malalayang. Ia mengaku kesal ulah oknum calo yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. “Dorang ada bilang mana jo kita pe doi pasti semen so cepat ada,” ungkap Revli mengutip perkataan calo-calo. Pantauan koran ini, belum semua toko bahan bangunan mendapatkan pasokan semen. Seperti diakui Telli, salah satu pedagang semen di Karombasan. “Sampai hari ini semen belum juga ada, torang so kirim orang dari berapa hari lalu cuma belum dapa giliran,” ujar Telli. Ia pun meminta pemerintah mengawasi dan mengatur supaya semen jangan dibeli dengan harga tinggi. “Kasiang kan itu masyarakat dorang mo beli ta lalu tinggi jadi kalo boleh jangan ada itu calo-calo yang ba kase harga tinggi,” tandasnya. Pihaknya pun tidak mau menjual semen dengan harga tinggi. “Kalo ambe pa calo, torang serba salah mo bajual semen lebih tinggi. Kalo bole pemerintah ator akang itu penyaluran jangan dipermainkan dan penyaluran harus secara merata sampai ke pengecer,” imbau kedua pedagang tersebut. “Torang so dari empat hari ada ba antri. Begitu semen ada masuk pertama, langsung cepat habis karena sudah dibeli masyarakat yang sedang membangun. Sementara, stok semen saat ini belum ada, masih kosong,” kata Revli kemarin. Ia menyebutkan, hingga kini kendaraan pengangkut mereka masih antri di pelabuhan Bitung. “Kami sedang menunggu giliran pasokan semen dari Bitung,” tuturnya. Selain itu, meski di sejumlah toko bangunan ada semen yang tertumpuk, tapi rata-rata penjual mengaku semen itu sudah ada yang beli, tapi belum diambil sendiri oleh pembeli atau belum sempat diantar toko ke lokasi pembeli. Menyikapi hal ini, distributor semen Tonasa Sirajudi Mongilong mengimbau masyarakat untuk melapor jika kedapatan ada praktik percaloan dalam distribusi semen. “Penyaluran di Bitung dijaga ketat polisi karena itu dimintakan kesabaran dari pedagang-pedagnag maupun masyarakat,” papar Sirajudin. Kadisperindag AG Kawatu SE MSi yang dikonfirmasi semalam sepertinya tidak percaya. “Jika ada bukti, tim Disperindag langsung turun hari ini juga dan menutup sementara toko tersebut,” ujarnya dengan nada tinggi. Disperindag, menurut Gemmy, punya kewenangan untuk menutup sementara toko yang kedapatan menjual harga semen yang tidak masuk akal. “Cukup ada bukti kuitansi pembayaran, saya tidak segan-segan untuk langsung menutupnya, aparat kepolisian juga akan dilibatkan penuh,” tegasnya. Disamping itu, dirinya juga akan mengkoordinasikan dengan kabupaten/kota untuk mencabut Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) karena sudah menjual semen di luar batas kewajaran. “Penyidik Tim Disperindag akan menelusuri kebenaran berita tersebut dan langsung menindakinya,” pungkasnya KONTRAKTOR RUGI Sementara, dampak mahalnya semen mulai berimbas pada pihak kontraktor yang sementara dalam tahap perampungan bangunan proyek. Pekerjaan mereka jadi terhambat. ”Torang skarang so mulai merugi akibat ketersediaan semen di pasaran dengan harga Rp 65.000-70.000/sak,” ujar Edwin Ramba salah satu kontraktor Sulut. Dalam anggaran, harga semen ditetapkan sebesar Rp 47.500/sak. Saat ini pihaknya sedang menangani penambahan gedung perawatan RSUP Kandou Manado. Apalagi, dalam proyek, ada tenggat waktu untuk menyelesaikannya. Karena itu, Edwin meminta Disperindag untuk lebih proaktif dalam mengawasi pendistribusian semen agar tidak terjadi kelangkaan yang berdampak terhadap harga. (cw-09/cw-05) :?: | |
|