Admin Admin
Jumlah posting : 549 Registration date : 08.01.08
| Subyek: Manado Lampu Merah Thu Aug 07, 2008 8:59 am | |
| Manado Lampu Merah Aug 07, 2008 at 08:38 AM Butuh Ratusan Tahun Kembalikan Tanah Produktif MANADO—Penggerusan bukit dan dataran tinggi yang semakin merajalela dan makin mengkhawatirkan. Dimana-mana digerus dengan membiarkan terbentuknya tebing curam yang sejatinya merupakan ancaman bagi penduduk yang beraktivitas dibawahnya. Apalagi yang ada diatasnya. Seperti terlihat dibeberapa bukit hasil penggerusan di wilayah Tuminting, tepatnya kelurahan Islam, Cereme, diatasnya terletak rumah penduduk. Lokasi tersebut bukan satu-satunya. Lihat juga di daerah Paal 2 tepatnya disamping SPBU. Terlihat sangat jelas rumah penduduk diatasnya. Tanggapan warga pun berlainan saat dimintai tanggapan. Ada yang menyatakan bahaya, karena suatu ketika bisa longsor. Tetapi ada juga yang beranggapan, itu karena terpaksa, mereka tidak mampu membeli lahan untuk tinggal. BUTUH RATUSAN TAHUN Pemerhati lingkungan Ir Ronny Soputan MS kembali mengingatkan, untuk mengembalikan kualitas tanah menjadi produktif bagi kelangsungan hidup manusia butuh ratusan tahun. Kata dia dengan teknologi mutakhir saja masih membutuhkan waktu puluhan tahun. “Memang selama ini banyak yang belum memahami arti penting tanah bagi kehidupan manusia,” ujarnya kemarin. Tanah produktif terus digerus, ini mungkin sudah menjadi konsekuensi pembangunan. Mau tidak mau harus diterima masyarakat. Lihat saja di Kota Manado, semua kecamatan yang ada perbukitan perlahan mulai hilang satu persatu. (lihat grafis). Kalau dikatakan ini sebagai konsekuensi pembangunan, menurutnya keliru. Pembangunan tidak seharusnya mengorbankan sumber daya potensial tersebut. Menurutnya, selama ini belum ada sebuah telaah komprehensif dalam bentuk penelitian terhadap potensi kesesuaian lahan. “Harusnya itu yang harus didahulukan untuk mengetahui mana lahan yang cocok untuk perumahan, pertanian dan sebagainya,” jelasnya. Sementara itu, Ketua Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulut Yahya Laode menilai, selain kehilangan lapisan tanah yang produktif. Kegiatan penggerusan juga sangat berdampak pada keseimbangan lingkungan. “Daerah pengaliran air hujan yang sudah tertata rapi jelas berubah, akibatnya air hujan mengalir ke sembarang tempat termasuk perumahan penduduk,” tambahnya. Lebih lanjut, dampak lain dari kegiatan tersebut Kota Manado nantinya bisa seperti daerah Amerika. Dimana selain erosi air yang menyebabkan banjir juga akan mengalami erosi angin. “Alasannya bukit sebagai pasak alami yang bisa mengatur aliran angin tidak lagi berfungsi. Memang butuh penilitian lebih lanjut, tapi kondisi bentang alam yang rata memungkinkan terjadi hal itu,” tukasnya. (cw-06)
| |
|