Sedikitnya 41 Perguruan Tinggi Negeri (PTN), di antara-nya Unsrat dan Unima, memutuskan memboikot sistem penerimaan mahasiswa baru lewat SPMB (Seleksi Pene-rimaan Mahasiswa Baru). Mereka sepakat keluar dan akan menerapkan sistem penerimaan lewat UMPTN (Ujian masuk PTN). Demikian kesepakatan 41 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Indonesia dalam pertemuan di ITS Su-rabaya, Minggu (09/03) lalu.
“Masalahnya, sistem penge-lolaan keuangan dalam SPMB yang selama ini diselengga-rakan Perhimpunan SPMB Nasional dinilai melanggar aturan,” kata Sekjen Pagu-yuban Rektor PTN se-Indone-sia Prof Dr H Haris Supratno. Sebagai penggantinya akan dilakukan sistem Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional (UMPTN).
“UMPTN nanti tidak akan di-laksanakan panitia tersendiri seperti SPMB, namun dilaksa-nakan secara bersama oleh pimpinan PTN se-Indonesia dengan sistem kepanitiaan mulai panitia pusat, koordi-nator wilayah dan panitia pelaksana,” kata Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu.
Menurut Haris, panitia pu-sat disepakati di Surabaya de-ngan sekretariat di Univer-sitas Airlangga (Unair) Sura-baya dengan wakil ketua dari UNY Yogyakarta dan Unram Mataram, sedangkan sekjen dari Unesa dan bendahara dari Unair. “Untuk korwil, korwil timur diketuai ITS Surabaya, korwil tengah di-pimpin Undip Semarang dan korwil barat ditangani IPB Bogor. Semuanya akan diatur bergiliran pada setiap tiga tahun sekali,” katanya.
Untuk panitia pelaksana, katanya, akan dilaksanakan PTN masing-masing. “Jadi, sistemnya bersifat swakelola mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga peng-awasan dilakukan PTN. Tapi orang luar tetap ada seperti pemborong atau tenaga ahli, namun jumlahnya tak boleh melebihi 50 persen,” tambahnya.
Ditanya sistem penyeleng-garan UMPTN dan pengelo-laan keuangannya, ia menga-takan calon mahasiswa lang-sung mendaftar ke Bank Man-diri dengan menyebutkan ikut IPC atau IPA/IPS. “Kalau IPC ada tiga pilihan program stu-di, sedangkan IPA/IPS ada dua pilihan program studi. Kalau tiga pilihan, maka Bank Mandiri akan mentransfer PTN yang menjadi pilihan pertama dengan uang 55 per-sen, pilihan kedua 30 persen, dan pilihan ketiga 15 persen,” katanya.
Untuk dua pilihan, katanya, Bank Mandiri akan mentrans-fer PTN yang menjadi pilihan pertama dengan uang 60 persen dan pilihan kedua 40 persen. “Semuanya akan di-transfer ke rekening rektor PTN masing-masing,” katanya lagi. Dari rektor itulah, kata-nya, uang akan disetorkan ke kas negara sebagai PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) dan pada saatnya akan dicairkan rektor masing-masing sebagai dana pelaksa-naan UMPTN.
Namun begitu, Rektor ITB Joko Santoso mengatakan, pihaknya belum menentukan sikap. “Kami belum menen-tukan sikap. Kami masih me-nunggu. Jangan bikin bi-ngung kita, saya yakin ma-syarakat sendiri akan bi-ngung,” papar Joko.
Menurut Joko seharusnya masalah antara rektor dengan Perhimpunan SPMB menge-nai pengelolaan keuangan pendaftaran mahasiswa baru ini bisa dimusyawarahkan, tanpa perlu adanya pemben-tukan jalur seleksi baru. “Itu kan hanya teknis pengelolaan keuangan, tidak perlu men-jadi seperti ini masalahnya,” ujarnya menyayangkan.
Selama ini, dana yang di-himpun Perhimpunan SPMB seharusnya menjadi Penda-patan Negara Bukan Pajak (PNBP). Oleh karena itu, uang tersebut harus disetor ke kas negara, bukan dikelola lang-sung Perhimpunan SPMB. Hal ini yang diprotes para rektor. “Bagi kami terserah apa namanya, mau SPMB atau pun UMPTN yang terpenting itu adalah kesepakatan na-sional. Saya tidak setuju jika ada dua jalur seleksi masuk nasional,” tegasnya. ITB sendiri, kata dia, akan ber-sikap pasif dalam masalah ini. Pihaknya hanya akan me-nunggu kesepakatan di tingkat nasional.(dtc/hgc)
- K Komentar