Admin Admin
Jumlah posting : 549 Registration date : 08.01.08
| Subyek: Ratusan Dosen Unsrat-Unima Masih Berkualifikasi Guru SD Fri Sep 12, 2008 10:13 am | |
| Dosen S1 terancam dialihkan jadi pegawai biasa
Ratusan Dosen Unsrat-Unima Masih Berkualifikasi Guru SD
Manado, KOMENTAR Ratusan dosen yang mengajar di Unsrat maupun Unima, masih bergelar S1 atau sama dengan kualifikasi guru Sekolah Dasar (SD). Padahal Undang-Undang 14/2005 tentang Guru dan Dosen mensyaratkan, dosen yang mengajar di perguruan tinggi minimal bergelar S2. Data yang diperoleh Komen-tar menyebutkan, dosen S1 Unsrat berjumlah 708 orang. Namun PR II lewat Kabag Ke-pegawaian Daniel Pange-manan MSi menyebutkan, dari jumlah dosen S1 tersebut, se-kitar 400-an sedang mengam-bil program studi S2 saat ini. ‘’Sebentar mungkin tersisa 10 persen saja yang bergelar S1,’’ kata Pengemanan seraya me-nyebutkan, dosen yang tidak lagi mengambil S2, kebanya-kan sudah mendekati usia pensiun. Drs Raymon Mawikere M.Hum ketika ditanyai mengatakan, kebanyakan dosen S1, mereka yang baru saja diangkat men-jadi dosen lalu, dan mereka yang sudah mendekati pen-siun. ‘’Kebanyakan yang mu-da-muda telah berupaya me-ngambil program S2,’’ kata-nya. Sedangkan yang sudah ‘uzur’, tidak lagi berambisi me-ngingat usia yang sudah men-dekati pensiun. Sementara itu, data yang diperoleh dari Unima, dosen bergelar S1 masih cukup signifikan jumlahnya. Rata-rata per fakultas berkisar 35-60 persen. Menurut Humas Unima Devie Siwij SIP, dari total 882 dosen yang ada di Unima, sekitar 40 persen yang masih berstatus S1. Namun dari 40 persen ini sekitar 90 persennya sedang dalam proses mengambil S2, baik di dalam maupun luar negeri. Sedangkan 10 persennya me-rupakan dosen yang baru di-angkat dan ada yang sudah memasuki masa pensiun. “Unima mensyaratkan bagi dosen untuk melanjutkan studi ke jenjang S2, dan hal ini juga berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,” ujarnya. Selain itu, ditambahnya, dosen yang tetap mempertahankan status S1 tidak akan diberikan kesempa-tan untuk mengajar dan akan dialihkan sebagai pegawai. Kondisi di Unsrat dan Unima, ternyata tidak berbeda jauh dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Swasta (PTS) di dae-rah lain. Bahkan fenomena ini berlaku secara nasional. Data yang dimiliki Litbang Depdiknas menunjukkan, dari 120.000 dosen tetap PTS dan PTN di Indonesia, masih ada 50,65 persen atau sekitar 60.000 di antaranya belum berpendidikan S2 atau baru S1. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Departe-men Pendidikan Nasional (Depdiknas) Fasli Jalal menga-takan, pemerintah berkomit-men untuk terus melakukan sertifikasi pada dosen sebesar 10 persen tiap tahun. Diha-rapkan, kepada dosen yang jumlahnya sekitar 120.000, sudah disertifikasi dalam waktu 10 tahun ke depan. Fasli mengatakan, dengan dilakukannya sertifikasi dosen pada 120.000 dosen dalam waktu 10 tahun tersebut, akan tercipta profesionalisme dan kesejahteraan dosen, sesuai dengan amanat UU Guru dan Dosen. “Ini kita lakukan secara bertahap, karena anggaran pendidikan di Dikti, tidak ha-nya fokus pada sertifikasi do-sen semata,” ujar Fasli. Ditu-turkan Fasli, saat ini jumlah do-sen yang tercatat, baik yang berada di PTN maupun PTS, jum-lahnya sekitar 120.000. Sedang-kan yang tidak tercatat sekitar 10.000. Dari 120 ribu dosen yang tercatat, sebanyak 70.000 ber-status PNS (60.000 mengajar di PTN dan 10.000 mengajar di PTS), dan 50.000 berstatus swasta. GURU SD Pada bagian lain, Wakadis Diknas Sulut, Drs Arnold Poli mengatakan, kalangan guru SD di Sulut sendiri telah ditun-tut bergelar S1. Oleh sebab itu, saat ini ada sekitar 4032 guru yang sedang studi S1 lewat Uni-versitas Terbuka dengan biaya dana dekonsentrasi Diknas Propinsi Sulut. Poli mengung-kapkan, dari 18.073 jumlah guru SD se-Sulut, baru 2.289 guru yang bergelar S1.(vic/dfd) | |
|