Obama Menang di MaineDianggap Gagal, Hillary Ganti Manajer KampanyeAP/Rick Bowmer
Para pendukung bakal calon presiden dari Partai Demokrat Barack Obama bersorak-sorai dalam kampanye di Alexandria, Minggu (10/2).
AP Photo/Rick Bowmer
Obama tiba di Bandara Internasional Dulles, di Chantilly, Minggu (10/2).
[MAINE] Bakal calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Barack Obama, berhasil mengalahkan saingan terkuatnya, Hillary Rodham Clinton dalam Kaukus Maine, Minggu (10/2).
Obama meraih mayoritas delegasi yang diperebutkan dalam kaukus yang diselenggarakan di tengah cuaca dingin bersalju. "Meskipun cuaca buruk, hasil kaukus sangat luar biasa," kata Direktur Eksekutif Partai Demokrat Arden Manning. Kaukus yang diselenggarakan khusus untuk Partai Demokrat digelar di 420 kota besar dan kota kecil di seantero Maine, untuk memperebutkan 24 delegasi yang akan maju ke Konvensi Nasional Partai Demokrat, Agustus mendatang. Dari 70 persen suara yang dihitung, Obama meraih 57 persen suara, Hillary 42 persen.
Colin Johnson, seorang pendukung Obama, mengatakan senator Illinois tersebut bukanlah sekadar seorang politikus yang sangat unik. "Saya yakin ia adalah pemimpin yang sekali muncul dalam satu generasi," Johnson yakin. "Ia muda dan energik. Washington dan Gedung Putih dapat meraih manfaat dari udara segar ini," tambah Joe Lewis, seorang pendukung Obama yang lain. Obama bertarung di kontes Maine setelah menang di Louisiana, Nebraska, negara bagian Washington serta Virgin Island.
Tetapi Tony Donovan, pendukung Hillary, berpendapat, Obama masih perlu waktu untuk mematangkan dirinya. Ia berpendapat, Hillary sebagaimana dirinya adalah baby boomer yang punya kesamaan nilai-nilai. Selain itu, Hillary dinilai punya pengalaman dan tim yang dapat memimpin di Washington.
"Obama adalah pria hebat. Ia akan hebat dalam delapan tahun mendatang," kata Donovan. "Obama belum memiliki pengalaman di Senat. Ia tidak punya pengalaman di Washington. Obama belum siap," kata Donovan.
Ganti Manajer Kampanye
Kaukus Maine digelar bersamaan dengan keputusan Hillary untuk mengganti manajer kampanyenya, Patti Sollis Doyle. Hillary menunjuk Maggie Williams, sosok yang sejak lama dikenalnya, untuk menggantikan Doyle. Pergantian itu dilakukan setelah Hillary kalah di beberapa tempat.
Kendati jumlah delegasi di Maine terbilang kecil, Hillary dan Obama berkampanye di negara bagian tersebut pada hari Sabtu (9/2). Pertarungan Hillary-Obama cenderung semakin ketat setelah dua kandidat itu membukukan posisi sama kuat dalam kontes Super Tuesday yang berlangsung di 24 negara bagian, Selasa (5/2).
Ribuan orang memadati Auditorium Bangor untuk menyimak pidato Obama pada hari Sabtu, sementara ratusan pendukung lainnya yang tidak diizinkan memasuki auditorium mengelu-elukan senator Illinois tersebut ketika tiba di lokasi. Pendukung Obama, Senator Edward M. Kennedy dari Massachusetts berkampanye di dua kota besar di Maine.
Sementara Orang-orang juga menyambut kedatangan Hillary di University of Maine di Orono. Ia juga singgah di Lewiston. Suami Hillary, Bill Clinton, serta putri mereka, Chelsea, juga ikut menghadiri kampanye senator New York tersebut di Maine.
Obama berada di atas angin setelah memenangi seluruh dari empat kontes pada hari Sabtu. Ia bahkan memenangi Grammy pada hari Minggu untuk versi audio bukunya "The Audacity of Hope: Thoughts On Reclaiming The American Dream," mengalahkan mantan Presiden Bill Clinton dan Jimmy Carter.
"Saya punya kemampuan untuk mempersatukan orang. Saya pikir saya dapat secara efektif mengalahkan John McCain," kata Obama, merujuk senator Arizona yang merupakan kandidat terkuat Partai Republik.
Sementara, Gubernur Massachusetts Deval Patrick, anggota DPR dari Rhode Island Patrick Kennedy, dan Senator John Kerry dari Massachusetts, kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat pada pemilu 2004, juga berkunjung ke Kaukus Maine atas nama Obama.
Dari pihak Hillary, Gubernur Maine John Baldacci, anggota DPR dari Massachusetts Jim McGovern, dan anggota DPR dari New York Gregory Meeks ikut berkampanye di Maine guna mendukung Hillary. [AP/AFP/E-9]
Last modified: 10/2/08