Admin Admin
Jumlah posting : 549 Registration date : 08.01.08
| Subyek: Penelitian Unsrat Rendah Fri Sep 12, 2008 10:25 am | |
| Penelitian Unsrat Rendah Menristek: Kalah dari Universitas Lain, Rumokoy Merasa Tertantang MANADO—Unsrat, berdasarkan data kompetensi dalam penelitian, masih kalah bersaing dengan Universitas lain. Hal ini diungkapkan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Prof Kusmayanto Kadiman, saat memberikan kuliah umum tentang pentingnya pengelolaan lingkungan hidup bagi kehidupan bangsa, kemarin, di Aula Rektorat Unsrat lantai IV. Menurutnya, seiring naiknya anggaran pendidikan sebesar 20 persen dalam APBN, dulunya pemerintah menganggarkan Rp 1 miliar untuk kegiatan penelitian, akan bertambah menjadi sekitar Rp 9 miliar. “Ini kesempatan baik bagi akademisi maupun mahasiswa untuk mengeksplorasi potensi-potensi SDA Indonesia yang banyak belum tersentuh oleh tangan-tangan peneliti dalam negeri, termasuk Unsrat,” ujarnya. Menanggapi hal tersebut, Rektor Unsrat Prof Dr Donald Rumokoy merasa tertantang untuk menjadikan Unsrat sebagai laboratorium penelitan di Kawasan Timur Indonesia. Menurutnya apa yang dikemukakan Menristek harus dijadikan dorongan untuk berubah. “Unsrat harus terpacu untuk berubah,” ujarnya. Ia menambahkan, ke depan yang akan dilakukan Unsrat, bagaimana mengarahkan penelitian baik mahasiswa maupun dosen harus didasarkan pada kebutuhan bangsa ini, khususnya daerah. “Apa yang diperlukan di Sulut, itulah yang harus di carikan solusinya. Unsrat harus mengambil peran itu. Tentunya dengan dukungan pemerintah daerah,” tandasnya. Sementara itu, menanggapi efek global warming yang membawa dampak negatif, termasuk pada pengelolaan sumber daya pertanian, Menristek bersyukur Indonesia masih bisa menjadi importer produk-produk pertanian. Ia membeberkan, saat ini stok beras Indonesia sudah menyentuh 3 juta ton. Bila menyentuh 5 juta ton, maka Indonesia akan menjadi importer beras. ”Tentunya ini harus didukung para akademisi,” imbuhnya. Yang harus dilakukan akademisi saat ini, yakni melakukan pemetaan secara nasional potensi kandungan unsur hara dalam tanah. Ini penting untuk memetakan komoditas apa yang cocok dibudidayakan. ”Jangan dengan program menanam satu komoditas, semuanya langsung menanam komoditas yang sama, tanpa melihat terlebih dahulu, kualitas tanahnya, jenis iklimnya dan sifat–sifat lainnya yang mendukung pertumbuhan tanaman,” jelasnya.(cw-06) -Mdo Post | |
|