Admin Admin
Jumlah posting : 549 Registration date : 08.01.08
| Subyek: Seabad Kebangkitan Nasional Tue May 20, 2008 8:07 am | |
| SUARA PEMBARUAN DAILY Seabad Kebangkitan NasionalIndonesia Bisa Unggul[JAKARTA] Indonesia bisa bangkit dari keterpurukan dan menjadi bangsa yang unggul asalkan pemerintah mampu memberantas korupsi, mengelola negara dengan baik, menciptakan keadilan, mempersempit kesenjangan, dan mempertahankan Pancasila.
Dengan prasyarat itu, bangsa Indonesia bisa memaksimalkan potensi sumber daya alam yang dimiliki dengan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas.
Demikian rangkuman pemikiran yang dihimpun SP, Senin (19/5) pagi, berkaitan dengan perayaan 100 Tahun Kebangkitan Nasional yang jatuh pada 20 Mei besok.
Guru Besar Ilmu Politik dari Universitas Indonesia Maswadi Rauf mengatakan, Indonesia memiliki potensi menjadi negara kuat ke depan asal pemerintah mampu memberantas korupsi. Sebab, korupsilah yang menyebabkan bangsa ini rusak.
"Kita mempunyai modal yang luar biasa, potensi alam yang luar biasa, dan lokasi strategis. Tetapi kualitas manusia lemah. Ini soal koordinasi antarmanusia yang lemah sehingga kekayaan alam menjadi tidak berguna dan seluruh potensi yang bagus tidak berguna. Akibatnya bangsa kita menjadi bangsa miskin," tegasnya.
Karena itu, ke depan, untuk keluar dari keterpurukan itu, perlu pembenahan kualitas manusia Indonesia. Dalam artian, kata Maswadi, mental dan budaya korup harus disingkirkan. Dengan begitu, pada saat bersamaan, terciptalah manusia Indonesia yang unggul, yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. "Kenapa kita terpuruk karena pemerintah tidak becus dari tingkat pusat sampai daerah. Kenapa tidak becus karena SDM lemah akibat korupsi," ungkapnya.
Terkait dengan itu, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Sandiaga S Uno mengatakan, Indonesia harus bangkit dalam hal kemandirian ekonomi. Selain itu, juga harus ada pembenahan permasalahan energi dan pangan. "Indonesia adalah negara yang sangat kaya, tapi belum mandiri dalam hal penanganan," ujarnya.
Menurut Sandiaga, dari sisi infrastruktur, harus ada kejelasan karena memiliki posisi penting dalam investasi. "Namun, jangan hanya fokus pada bagian infrastuktur keras, seperti jalan dan pelabuhan, tapi juga dari sisi lunak, yaitu pendidikan dan kesehatan," tuturnya.
Ditambahkan, harus ada pengelolaan sumber daya alam yang lebih baik dan dukungan dari sumber daya manusia. Hal yang harus diutamakan adalah tercapainya kemakmuran masyarakat.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Indonesia Arbi Sanit mengatakan, dalam kondisi sekarang rakyat dipastikan sulit bisa memaknai 100 Tahun Kebangkitan Nasional karena kondisi mereka yang terpuruk dan lapar. Pemerintah yang tidak mampu mengelola negara, menciptakan keadilan dan malah menghadirkan kesenjangan akan semakin menjauhkan semangat kebangsaan dalam diri rakyatnya.
"Semuanya kembali lagi kepada pemerintah dan orang-orang berkuasa. Saat ini kepemimpinan mereka lenyap dan keropos. Sudah saatnya pilih pemimpin yang mampu memberikan lebih kepada rakyat, mewujudkan keselarasan dan kemajuan bangsa," katanya.
Pancasila dan UUD 45
Mantan Ketua PP Muhammadiyah, Prof Dr Syafii Maarif menegaskan, momentum kebangkitan nasional seyogianya menjadi bahan perenungan seluruh komponen bangsa, ke mana arah bangsa ini berjalan.
Dikatakan, dosa paling besar yang membuat bangsa ini terus terpuruk dan kalah bersaing dengan negara-negara di dunia karena bangsa ini terlalu lama mengkhianati, mengingkari, dan melupakan Pancasila. Padahal, hanya dengan Pancasila dan UUD 1945 bangsa ini dapat diselamatkan. "Meskipun begitu saya tetap optimistis dan berusaha terus berharap bangsa ini akan menjadi lebih baik di masa depan. Soal bagaimana bentuk negara, itu bisa dimusyawarahkan asalkan jangan lagi mendustai Pancasila," ujarnya.
Budayawan, Dr Mudji Soetrisno menambahkan, pekerjaan rumah kita saat ini adalah kebutuhan perumusan strategi kebudayaan dari bahasa budaya ke bahasa politik kebudayaan. Hal ini perlu, mengingat nilai-nilai yang menjadi acuan telah jelas yaitu Pancasila dan Mukadimah UUD 1945 sebagai arah jalan ke depan bangsa ini.
Pengamat politik George Junus Aditjondro mengatakan, nasionalisme Indonesia seharusnya nasionalisme yang demokratis, humanis. Nasionalisme seperti itu, lanjutnya, membuat masyarakat kreatif dalam berpikir dan menciptakan segala sesuatu untuk kepentingan bangsa dan negara.
Masyarakat yang kreatif dan merdeka seperti inilah akan membuat bangsa yang kuat dan cerdas dalam menghadapi kekuatan asing. Masyarakat yang cerdas dan merdeka akan melahirkan pemimpin bangsa dan negara yang kuat. [ASR/O-1/A-21/DMP/E-5/E-8] | |
|