anwarp
Jumlah posting : 122 Location : Jakarta Registration date : 16.01.08
| Subyek: Gubernur Sulut, SH Sarundayang: Semua Tahan Diri Fri Feb 29, 2008 3:31 pm | |
| Gubernur Sulut, SH Sarundayang: Semua Tahan DiriDemo Rektor Berbuntut Bentrok BerkepanjanganMANADO – Gubernur Sulut SH Sarundajang meminta semua pihak di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) untuk menahan diri. Dengan hati yang jernih, SHS meminta semua diletakkan pada aturan. ‘’Adik-adikku mahasiswa mari kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin, sesuai peraturan perundang-undangan,’’ ujar Gubernur saat dihubungi Manado Post, kemarin. Gubernur yang lagi berada di Jakarta juga berharap, seluruh civitas akademika Unsrat agar jangan terprovokasi. Kalau pun ada pihak yang memprovokasi, jangan dilayani. Tolong dihindari. ‘’Ingat, Unsrat ini merupakan milik dan kebanggaan seluruh masyarakat Sulawesi Utara,’’ harap Sarundajang yang juga alumni FISIP Unsrat. Sementara pantauan wartawan Koran ini, hingga kemarin bentrok masih saja terjadi. Demo mahasiswa Hukum yang menuntut Rektor Unsrat Prof Lucky Sondakh turun dari jabatan pejabat sementara karena dinilai gagal, berbuntut bentrok yang berkepanjangan. Mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Hukum kembali baku lempar sekitar pukul 16.00 Wita, kemarin. Aksi ini terjadi beberapa menit setelah aparat kepolisian meninggalkan lokasi. Bentrok yang terjadi sekitar 30 menit itu, mengakibatkan beberapa mahasiswa cidera. Salah satunya dialami mahasiswa teknik yang kemudian dilarikan aparat kepolisian ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Menurut beberapa saksi mata, aksi baku lempar dimulai dengan munculnya serangan dari mahasiswa hukum. Mereka menyerang beberapa mahasiswa Fakultas Teknik dengan melemparkan batu dari arah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP). Merasa terancam, beberapa mahasiswa Fakultas Teknik lantas melakukan serangan balasan. “Dari hukum yang serang dulu. Terus dibalas mahasiswa teknik,” ujar beberapa warga yang berdomisili di sekitaran Fakultas ISIP, kemarin sore. Tak hanya itu. Pemicu bentrokan juga diawali dengan sweeping yang dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas Hukum terhadap mahasiswa Fakultas Teknik di depan Gereja Unsrat. Salah satunya dialami Stenly Wowiling. “Dorang yang serang duluan. Torang kurang babalas. Cuma dorang sebelumnya sweeping. Lantaran sendiri, kita nyanda mangaku mahasiswa teknik,” jelas Wowiling yang mengaku selamat dari aksi sweeping mahasiswa Fakultas Hukum, ketika memberikan penjelasan kepada aparat kepolisian. Aksi baku lempar akhirnya berhasil direda setelah aparat kepolisian Poltabes Manado. Kapoltabes Manado Kombes Pol Drs Bambang Sugeng SH MH bersama Wakapolresnya AKBP Drs Yehu Wangsajaya MKom, langsung turun TKP untuk mengamankan situasi. Pantauan koran ini, aparat tidak mudah mengendalikan massa yang sudah anarkis tersebut. Buktinya, kendati aparat sudah melerai, beberapa mahasiswa dari kedua belah pihak masih melakukan pelemparan. Tapi, kondisi berhasil dipulihkan kembali. Kemarin sore, 2 pleton lebih pasukan yang terdiri dari Intel, Buser, Reskrim, Samapta, Lalu Lintas, hingga Brimob diterjunkan untuk mengamankan lokasi. Semua berjaga-jaga agar bentrok tidak terulang lagi. Bentrok yang terjadi, kemarin sore, terlihat cukup ironis. Sebab sebelumnya kedua belah pihak sudah melakukan perjanjian damai yang turut dihadiri Kapoltabes Manado. Salah satu buktinya, tidak terjadi bentrok ketika ratusan mahasiswa Fakultas Hukum melintas di depan Fakultas Teknik saat akan berdemonstrasi di Kantor Rektorat sekitar pukul 10.30 wita. Bahkan, orasi oleh mahasiswa Fakultas Hukum sempat digelar di depan Fakultas Teknik. Di sisi lain, salah satu dosen Fakultas Hukum Toar Palilingan sempat bergandengan tangan dengan Dekan Fakultas Teknik Ellen Kumaat. Termasuk juga dengan Kapoltabes Manado, turut bergandengan tangan di depan massa mahasiswa kedua pihak. Kemarin pagi, menurut Bambang Sugeng, pihaknya menerjunkan 2 pleton untuk mengamankan situasi. Itupun sudah termasuk dengan pasukan brimob dan aparat lainnya dari Polda Sulut. “Kekuatan kami 2 pleton,” ujarnya ketika ditemui, kemarin siang. Di sisi lain, guna mengamankan situasi, Fakutas Teknik mengambil menyerahkan persoalan ini ke aparat kepolisian. Untuk mendukung upaya itu, pihak fakultas juga mengambil kebijakan meliburkan mahasiswanya, hingga Senin mendatang. Menurut PD II Fakultas Teknik Unsrat, A Binelang, tidak ada kegiatan belajar. Kegiatan malam hari yang biasa dilakukan mahasiswa arsitektur, juga diliburkan. “Persoalan ini sepenuhnya kami serahkan ke aparat kepolisian. Hingga Senin (3/3) mendatang, tidak ada kegiatan belajar, begitupun dengan kegiatan malam di studio gambar ditunda sementara. Walaupun kegiatan diliburkan, tidak melarang mahasiswa untuk datang,” jelas Binelang di depan mahasiswa Fakultas Teknik dan aparat kepolisian, kemarin sore. Kabar terakhir, tadi malam, sedikitnya 4 mahasiswa dimintai keterangannya oleh aparat kepolisian. Menurut Kasat Reskrim Poltabes Manado, Kompol RH Wibowo, pemeriksaan ini terkait pemicu bentrok antara mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Hukum. “Malam ini kami periksa empat orang saksi. Mudah-mudahan persoalan ini bisa secepatnya dituntaskan,” jelas Wibowo ketika dihubungi koran ini, semalam. Di sisi lain, Pembantu Dekan (PD) IV Fakultas Hukum Lendy Siar, SH, MH mengatakan, bentrokan antara mahasiswa Fakultas Teknik dan Hukum merupakan tanggungjawab Rektor Prof DR Lucky Sondakh. Kepada koran ini, Siar menyatakan bentrokan itu tidak perlu terjadi jika Rektor tidak terburu-buru membeberkan soal Pilrek bakal diulang. “Rektor harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi saat ini. Ini semua gara-gara statemennya menyangkut Pilrek diulang,’’ tuding Siar. Dalam pandangan Siar, kisruh soal proses pelrek adalah bentuk ‘’permainan’’ yang sedang dimainkan Rektor. ‘’ Ini Cuma permainan Rektor demi memperpanjang kekuasaannya,’’ tegasnya dalam nada tinggi. Dosen berkaca mata ini menambahkan, ‘’Yang menjadi persoalan bukan hasil pemilihan tapi masalah pengangkatan senat dan pelaksanaan tugas. Itu harus dibedakan. Sebab, pemilihan itu sudah sesuai ketentuan yang berlaku dan tidak ada masalah,” ujar Pakar Hukum Administrasi ini. Senada dengan Siar, Toar Palilingan SH, staf pengajar FH menyesalkan bentrok fisik antara mahasiswa FT-FH. Padahal, kata pria berkumis ini, sebelumnya sudah terjadi perdamaian. ‘’Kalau ada kesalahan kecil yang terjadi dalam proses (Pilrek –red), jangan korbankan hasilnya. Jangan sampai itu dijadikan alasan,’’ tandasnya. Palilingan juga menengarai ada ‘’sesuatu’’ di balik kisruh hasil Pilrek yang terkesan dianulir. Bahkan, mantan aktivis OKP itu menyatakan jika terbukti ada unsur pemalsuan dalam proses Pilrek, maka hukum pasti berbicara. ‘’Orangnya bisa dipidana,’’ semburnya. Namun, Siar dan Palilingan tetap mengharapkan, semua kekisruhan yang berbuntut pada bentrokan mahasiswa dapat diselesaikan secara damai. Artinya, meski pun sudah sempat memanas, tapi mereka yakin semua pihak tidak ingin memperkeruh suasana di kampus kebanggaan masyarakat Bumi Nyiur. ‘’Torang mau damai, bukan ribut,” pungkas Palilingan. Apa tanggapan rektor? Dihubungi via telepon, Sondakh tidak mengangkat ponselnya. Begitu juga saat koran ini mengirimkan pesan pendek (SMS) tidak dibalas. Tapi Humas Rektorat Unsrat Daniel Pangemanan menyatakan semua tudingan kepada sang rektor tidak benar. ‘’Rektor tidak lari dari tanggung jawab, apalagi sampai dituding bersembunyi,’’ tandas Pangemanan. Soal tudingan rektor terburu-buru memberikan statement di media massa soal Pilrek diulang, Pangemanan menyatakan hal itu harus dibuktikan. ‘’Memang wacana di luar sudah berkembang, seolah-olah rektor terlibat. Padahal, rektor tidak terlibat,’’ tegasnya. Terkait dengan bentrok mahasiswa FT - FH, dengan tenang Daniel menyatakan, sampai saat ini pihak Rektorat terus berupaya untuk mencari jalan terbaik dalam penyelesaian konflik ini.”Rektorat berusaha semaksimal mungkin untuk memfasilitasi kedua belah pihak lewat forum rekonsiliasi,” ujarnya kepada wartawan Manado Post. Ia menambahkan, malam tadi Rektor akan mengundang beberapa pihak untuk membicarakan langkah-langkah antisipatif agar tidak lagi terjadi bentrokan. ‘’Malam ini (malam tadi –red), rektor akan mengundang Kapoltabes dan para pembantu rektor,’’ katanya. Sayangnya, Pangemanan enggan menyebutkan tempat pertemuan yang dimaksud. ‘’Yang pasti, rektor dalam waktu dekat akan melakukan upaya rekonsiliasi bagi pihak-pihak yang bertikai,’’ katanya. (sya/tim-cw)
| |
|