L. Taulu
Jumlah posting : 2 Location : Jakarta Registration date : 02.02.08
| Subyek: Gempa Mon Feb 25, 2008 6:25 pm | |
| SKALA GEMPA
By : Ir.Leon Taulu MSc 1. Pengertian:
Intensitas gempa adalah derajat goncangan pada suatu lokasi tertentu.
Jadi intensitas gempa dapat dilihat pada derajat kerusakan yang terjadi dilokasi tempat observasi. Berdasarkan derajat kerusakan kita dapat menyusun suatu skala kerusakan yang sekarang disebut Skala Mercalli yang dinyatakan dengan angka-angka Romawi.
Skala intensitas gempa atau skala intensitas kerusakan oleh gempa dewasa ini banyak dinyatakan dengan Skala Modified Mercalli Intensity.
Magnitude (besar) gempa adalah penilaian kekuatan gempa yang tidak tergantung dari lokasi observasi. Setiap kali terjadi gempa, magnitude gempa dihitung.
Besarnya gempa ini dihitung dari data gempa atau seismogram yakni berdasarkan waktu tibanya (di seismograf) gelombang primer (P), waktu tibanya gelombang sekunder (S) dan amplitudo maksimum gelombang S yang dicatat oleh seismograf.
Skala Magnitude Gempa dinyatakan dengan angka biasa yang disebut Skala Richter. Dari penjelasan tersebut diatas, dapat dilihat bahwa sulit untuk membuat korelasi antara intensitas dan magnitude gempa. Dibeberapa lokasi di Amerika telah diusahakan sejenis korelasi antara intensitas dan magnitude gempa. Korelasi ini sudah tentu hanya berlaku untuk bagian wilayah itu.
2. Skala Intensitas Gempa. (Lihat: 'Elementary Seismology' oleh Charles F. Richter)
Modified Mercalli Intensity Scale, 1956 Version
Catatan: Pada skala ini tercantum juga perkiraan percepatan rata-rata untuk tanah yang kokoh. (Lihat: Earthquakes oleh Bruce Bolt, W.H.Freeman and Company, San Fransisco).
I. Tidak terasa. Kecil (marginal) dan pengaruh periode yg panjang dari gempa-gempa yang esar. (*)
II. Dirasakan oleh orang yang sedang diam, dilantai atas atau dilokasi-lokasi yang tenang.
III. Terasa didalam rumah. Benda-benda yg tergantung berayun. Vibrasi seperti diakibatkan oleh truk ringan yang lewat. Mungkin tidak terasa sebagai gempa. (a = 0.01g). ± Mag. 3.0 SR
IV. Benda-benda yg tergantung berayun. Vibrasi seperti disebabkan oleh truk berat yg lewat; atau sentakan seperti disebabkan oleh bola yg berat membentur dinding. Mobil yg diam bergoyang. Jendela-jendela, pintu-pintu, piring-piring bergetar. Gelas-gelas bersentuhan dan berbunyi. Tembikar-tembikar berbenturan. Pada bagian atas skala IV kerangka dan dinding kayu berbunyi. (a = 0.015g – 0.02g)
V. Dapat terasa diluar; arah dapat diperkirakan. Orang tidur terbangun. Air terganggu, ada yang meluber. Benda-benda kecil yg tidak stabil tergeser atau tergoyang. Pintu-pintu berayun, tertutup, terbuka. (a = 0.03g – 0.04g) ± Mag. 4.0SR
VI. Terasa oleh semua orang. Banyak yg takut dan lari keluar. Orang berjalan tidak stabil. Jendela-jendela kaca, pring-piring, benda-benda gelas pecah. Buku-buku dll terjatuh dari rak buku. Foto-foto, lukisan-lukisan terjatuh dari dinding. Peralatan rumah tergeser atau roboh. Plesteran dan pasangan batu yg kualitasnya kurang baik retak. Lonceng berbunyi. Pohon-pohon, semak belukar terlihat bergoyang atau kedengaran karena bergesekan. (a = 0.06g – 0.07g) ± Mag. 5.0SR
VII. Sulit untuk berdiri. Dapat dirasakan oleh pengendara mobil. Benda-benda yg digantung bergetar. Peralatan rumah patah/rusak. Pasangan batu kualitas rendah rusak dan retak. Cerobong yg tidak kuat patah. Plesteran pecah dan jatuh, melepaskan batu bata, ubin. Pasangan batu dengan kualitas sedang retak. Ombak terjadi dikolam; air menjadi keruh oleh lumpur. Longsoran kecil dan runtuhan terjadi pada tepi sungai. Lonceng besar berbunyi. Lapisan beton saluran irigasi rusak. (a = 0.10g – 0.15g) ± Mag. 5.7SR
VIII. Mengemudi mobil terpengaruh. Pasangan batu kualitas sedang rusak, sebahagian runtuh. Beberapa kerusakan terjadi pada pasangan batu kualitas baik (pasangan batu yg sangat baik tidak rusak). Dinding-dinding pasangan batu runtuh. Cerobong rumah, cerobong asap pabrik, monumen, tangki diatas tiang runtuh. Rumah-rumah rusak. Cabang-cabang pohon patah. Perubahan aliran atau temperatur pada mata air atau sumur. Retak pada tanah yg lembab dan pada lereng yg miring.(a = 0.25g – 0.30g). Mag.6.5 SR
IX. Panik terjadi. Struktur berkerangka tergeser dari pondasinya jika tidak di-bout kepondasi. Kerusakan serius terjadi pada waduk. Pipa-pipa dalam tanah patah. Retak yg menyolok ditanah. Didaerah aluvium pasir dan lumpur tersembur, terjadi air mancur oleh gempa. (a = 0.50g – 0.55g) ± Mag.7.5 SR
X. Semua pasangan batu dan struktur berkerangka hancur dengan pondasinya. Beberapa struktur kayu yg dibangun cukup kuat dan jembatan hancur. Kerusakan serius terjadi pada bendungan-bendungan dan tanggul-tanggul. Air terlempar ketepian saluran, sungai-sungai dan danau-danau. Pasir dan lumpur berpindah secara horisontal dipantai dan daerah-daerah datar. Jalur kereta api membengkok sedikit. ( a > 0.60g) ± Mag.> 8.0 SR
XI. Jalur kereta api menjadi bengkok. Jalur pipa dalam tanah hancur semua.
XII. Kerusakan hampir menyeluruh. Masa batuan yg besar berpindah. Benda-benda terlempar keudara.
(*) Gerak osilasi gempa terdiri dari periode yg panjang dan periode yg pendek. (Periode yg pendek adalah yg terbanyak). Pengaruh dari periode yg panjang adalah antara lain perpindahan masa yg besar. Tanah longsor yg besar (jenis yg merosot) adalah karena pengaruh gempa periode yg panjang.
Beda waktu tiba P dan S hanya beberapa detik. Karena gelombang S yg sangat terasa, maka pada kekuatan gempa yg kecil dan sedang orang hanya merasa gelombang S.
Jarak R menentukan beda waktu S – P. (Untuk contoh perhitungan percepatan gempa, lihat bagian akhir tulisan ini).
| |
|
anwarp
Jumlah posting : 122 Location : Jakarta Registration date : 16.01.08
| Subyek: Re: Gempa Tue Feb 26, 2008 4:50 pm | |
| Penjelasan yang menarik mengenai Gempa ( Tanah Goyang ), dengan uraian ini kitorang sadiki mangarti. Memang kalau dicermati Indonesia memang terletak didaerah Gempa, yaitu patahan Sumatra - Jawa - NTT dan satu lagi patahan Papua - Maluku - Sulawesi Utara termasuk Manado. Baru baru ini juga terjadi Gempa dengan Scala 7,2 Riichter di Bengkulu seperti berita dibawah ini ( Suara Pembaruan ) Gempa di Sumatera
Mentawai Rawan Gempa [PADANG] Ratusan warga Kepulauan Mentawai yang tinggal di pesisir, hingga Selasa (26/2) pagi, masih bertahan di tempat-tempat yang tinggi. Mereka dicekam ketakutan pascagempa bumi berkekuatan 7,2 skala richter (SR) yang mengguncang Bengkulu dan Sumatera Barat pada Senin (25/2) akan memicu tsunami.
"Kita telah mengarahkan warga untuk kembali ke kediaman masing-masing. Namun, mereka memilih bertahan di daerah yang lebih tinggi. Kita tidak dapat memaksa mereka untuk kembali," ujar Wakil Bupati Kabupaten Mentawai, Yudas Sabaggalet, Selasa pagi.
Kepulauan Mentawai merupakan daerah yang berada dekat dengan patahan gempa. Akibat gempa Senin, puluhan rumah rusak berat, termasuk beberapa bangunan sekolah dan kantor pemerintahan.
Terkait gempa pada Senin, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG) pada Badan Geologi, Surono menegaskan, wilayah Mentawai rawan gempa. Dia menjelaskan, gempa 7,2 SR disebabkan tumbukan pada zona pertemuan di sebelah barat Pulau Sumatera. Zona pertemuan itu terbentuk akibat tumbukan antara Lempeng Eurasia dan Indo-Australia.
Wilayah yang dilanda gempa, jelas Surono, umumnya tersusun oleh endapan berumur kuarter berupa aluvium, endapan pantai, dan endapan rombakan gunung api yang bersifat lepas, tidak kompak dan memperkuat efek guncangan gempa bumi sehingga rawan ter-hadap guncangan gempa bumi.
Sementara itu, gempa bumi yang terjadi Senin sore, tidak menimbulkan korban jiwa. Gempa yang dirasakan warga di Kabupaten Muko-Muko, Bengkulu tersebut hanya menyebabkan sejumlah bangunan retak. Getaran gempa juga dirasakan warga di Jambi, dan sempat menimbulkan kepanikan warga setempat. [BO/153/143/141] | |
|