Admin Admin
Jumlah posting : 549 Registration date : 08.01.08
| Subyek: Seminggu, Cadangan Devisa Berkurang US$ 2,7 Miliar Tue Feb 05, 2008 4:18 pm | |
| Seminggu, Cadangan Devisa Berkurang US$ 2,7 Miliar [JAKARTA] Jumlah cadangan devisa Indonesia dalam seminggu terakhir berkurang hingga lebih dari US$ 2 miliar. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) pada awal Februari 2008, cadangan devisa tercatat sebesar US$ 55,4 miliar.
Nilai tersebut, turun dari posisi cadangan devisa pada pertengahan Januari 2008 yang sempat menyentuh US$ 58 miliar. Sedangkan pada akhir Desember 2007, cadangan devisa mencapai US$ 56,9 miliar.
Pengamat ekonomi InterCafe, Iman Sugema menilai, berkurangnya cadangan devisa memiliki kaitan dengan penetapan status Gubernur BI, Burhanuddin Abdullah, sebagai tersangka kasus aliran dana BI ke DPR.
"Dalam seminggu terakhir, cadangan devisa turun sekitar US$ 2,7 miliar. Hal ini ada hubungannya dengan penetapan gubernur BI sebagai tersangka," kata Iman di Jakarta, Senin (4/2).
Menurut dia, penurunan jumlah cadangan devisa tersebut, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjaga kepercayaan pasar terhadap kredibilitas BI pasca penetapan status tiga pejabat BI sebagai tersangka dalam kasus aliran dana ke DPR.
Hal itu, lanjutnya, membuat BI melakukan intervensi ke pasar untuk menjaga rupiah tetap stabil. "Akibatnya ongkos stabilisasi rupiah menjadi mahal karena BI ingin menjaga kepercayaan pelaku pasar akan kredibilitas BI," ujar Iman.
Sementara itu, anggota Komisi XI DPR, Dradjad Wibowo mengatakan, tergerusnya cadangan devisa tersebut, disebabkan BI melakukan intervensi karena mengkhawatirkan penetapan Gubernur BI sebagai tersangka akan memicu depresiasi rupiah.
Padahal secara normal rupiah akan menguat seiring dengan penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) yang dilakukan sebanyak dua kali pada akhir Januari 2008.
"Dengan diturunkannya suku bunga The Fed maka secara normal rupiah memang akan menguat, cuma BI masuk pasar untuk memastikan nilai tukar tetap terjaga," ujar Dradjad.
Terkait dengan itu, Drajad mengimbau BI menahan sejenak intervensinya di pasar uang agar penguatan rupiah terjadi secara alami. Pasalnya, intervensi berlebihan akan membuat rupiah menjadi over shooting. "Padahal the war is not over, sebab buntut kasus subprime mortgage di AS belum ketahuan," katanya.
"Capital Inflow"
Secara terpisah, pengamat pasar uang Toni Maryano mengatakan, penguatan rupiah ke kisaran Rp 9.200 per dolar AS lebih disebabkan oleh masuknya aliran modal asing pascapenurunan suku bunga The Fed.
"Penguatan nilai tukar lebih karena faktor eksternal dan fundamental yang solid. Intervensi yang dilakukan BI masih wajar mengingat sebelum penurunan suku bunga The Fed, rupiah hampir menyentuh level Rp 9.500 per dolar," ujar Toni.
Namun diakuinya, secara psikologis, intervensi yang dilakukan BI untuk penguatan rupiah selama seminggu terakhir berhubungan dengan penetapan status gubernur BI menjadi tersangka dalam kasus aliran dana BI ke DPR.
Sementara Deputi Gubernur BI, Hartadi A Sarwono mengatakan, BI akan berupaya mempertahankan kestabilan nilai tukar rupiah dalam range yang diperkirakan. Cadangan devisa yang diperhitungkan bakal mencapai US$70 miliar pada akhir 2008, dinilainya cukup untuk mempertahankan kestabilan nilai tukar bahkan dapat dibawa pada kecenderungan menguat.
"Kecenderungan menguat ini, bagus mengurangi dampak tekanan inflasi khususnya dari imported inflation. Itulah sebenarnya keinginan kita di dalam menjaga kestabilan dan membawa rupiah dalam kecenderungan menguat," kata Hartadi.
Dengan selisih lima persen antara BI rate dan The Fed rate, diharapkan kepercayaan pasar, khususnya investor asing, terhadap prospek ekonomi Indonesia semakin meningkat.
Pada perdagangan Senin (4/2), rupiah bergerak stabil di level 9.205/9.215 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di level 9.205 per dolar AS. Membaiknya bursa saham dunia, diyakini membuat aliran modal kembali masuk terutama ke pasar modal, sehingga menyokong penguatan rupiah. [J-9]
-------------------------------------------------------------------------------- | |
|