www. alumnifatek.forumotion.com
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
www. alumnifatek.forumotion.com


 
IndeksIndeks  PortailPortail  PencarianPencarian  Latest imagesLatest images  PendaftaranPendaftaran  Login  KawanuaKawanua  Media Fatek OnlineMedia Fatek Online  KAMPUSKAMPUS  

 

 UBL dengan Kurikulum Antisipatif

Go down 
PengirimMessage
Admin
Admin
Admin


Jumlah posting : 549
Registration date : 08.01.08

UBL dengan Kurikulum Antisipatif Empty
PostSubyek: UBL dengan Kurikulum Antisipatif   UBL dengan Kurikulum Antisipatif Icon_minitimeTue Apr 14, 2009 4:10 pm

UBL dengan Kurikulum Antisipatif

UBL dengan Kurikulum Antisipatif 07budilu


Saat ini, hanya UBL satu-satunya universitas di Indonesia yang telah menerapkan pola perancangan kurikulum yang antisipatif


Oleh Hestya Patrie


Universitas Budi Luhur (UBL) yang pada tanggal 1 April 2009 mencapai usia 30 tahun, sejak tahun 2007 menerapkan kurikulum yang antisipatif. Kurikulum yang dirancang untuk memberikan kebebasan bagi para mahasiswanya merancang masa depan yang dicita- citakan.

Karena UBL memahami dengan sangat jernih bahwa yang paling mengetahui tentang apa yang dibutuhkan oleh para mahasiswa untuk menggapai masa depannya adalah mereka sendiri. Seperti kita ketahui, masa depan adalah masa milik mereka, para mahasiswa, masa yang tidak akan pernah dirasakan oleh para orangtua dan dosen.

Masa yang tidak akan pernah kita para orangtua dan dosen ketahui seperti apa dan bagaimana. Karena masa depan adalah milik generasi baru, masa lalu dan sekarang adalah milik kita generasi yang sudah tua.

Salah satu faktor penunjang keberhasilan lulusan sebuah unversitas di dalam memasuki dunia kerja, baik sebagai pencari kerja maupun sebagai pencipta lapangan pekerjaan, adalah materi kuliah yang telah ditempuh saat yang bersangkutan masih duduk dibangku kuliah. Seberapa tepat sebuah kurikulum telah dirancang guna mengantisipasi situasi dan kondisi saat seorang mahasiswa telah menyelesaikan perkuliahannya adalah merupakan tantangan yang terbesar bagi pengelola program studi di sebuah perguruan tinggi.

Para pengelola program studi akan melakukan berbagai pendekatan dalam merancang kurikulum, namun secara umum akan membagi dua mata kuliah-mata kuliah yang ada di dalam program studinya menjadi mata kuliah wajib dan mata kuliah pilihan. mata kuliah wajib adalah semua mata kuliah yang harus diikuti, sedangkan mata kuliah pilihan, sesuai dengan namanya, bisa dipilih untuk diikuti atau tidak sesuai dengan pertimbangan ataupun minat mahasiswa.

Sungguhpun namanya mata kuliah pilihan, namun biasanya tiap program studi sudah membatasi pilihan bagi para mahasiswanya dengan sejumlah mata kuliah-mata kuliah yang disediakan di lingkup program studinya masing-masing. Manajemen program studi dengan segala daya analisis dan antisipasi akan mempersiapkan mata kuliah-mata kuliah pilihan guna membekali mahasiswanya, tentu sesuai dengan sudut pandang pihak manajemen program studi.

Sambil berharap rancangan kurikulum yang dibuat tepat dengan prediksi mereka tentang kebutuhan pada masa mendatang. Pertanyaan yang menggelitik adalah, apakah kebutuhan mahasiswa untuk menggapai masa depannya dapat dipenuhi dengan hanya menyiapkan sejumlah mata kuliah pilihan di lingkup program studinya?

Bukankah yang paling tahu tentang kebutuhan untuk masa depannya adalah si mahasiswa itu sendiri. Di sinilah UBL yang segera memasuki ulang tahun ke-30, sejak tahun 2007 melakukan pendekatan yang berbeda. UBL saat ini boleh dikatakan adalah pelopor atau bahkan satu-satunya universitas di Indonesia yang merancang kurikulum yang antisipatif, kurikulum dengan tingkat fleksibilitas yang sangat tinggi, sangat fleksibel bahkan. Apa dan bagaimana kurikulum yang antisipatif?

Untuk dapat dinyatakan lulus sebagai sarjana, seorang mahasiswa harus menempuh minimal 144 SKS (sesuai syarat Depdiknas bagi pendidikan Strata-1). Di UBL, seorang mahasiswa dari sebuah program studi hanya perlu menyelesaikan sekitar 80-90 SKS saja pada program studi yang ditempuhnya.

Lalu untuk menggenapkan ke-144 SKS tersebut, mahasiswa diberi kebebasan untuk mengambil mata kuliah-mata kuliah tidak hanya yang disediakan oleh program studinya, namun juga di luar program studinya, baik di lingkup fakultasnya maupun lintas fakultas. Hal ini akan memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk dapat merancang materi yang ingin dikuasainya dalam rangka mempersiapkan pendidikannya dengan bekal materi sesuai dengan rencana masa depannya masing-masing.

Untuk lebih jelasnya, ilustrasi berikut ini akan dapat memberi gambaran bagaimana seorang mahasiswa di UBL dapat merancang masa depannya dengan sangat fleksibel. Karena mata kuliah pilihannya dapat diambil baik di lingkup program studi atau fakultasnya maupun sampai lintas program studi dan lintas fakultas.

Ilustrasi

Budiman adalah mahasiswa dari Fakultas Teknik di Program Studi Teknik Arsitektur, selain mata kuliah wajib program studinya, demi mempersiapkan masa depannya Budiman dapat mengambil mata kuliah-mata kuliah pilihannya, seperti Manajemen Pemasaran dan Teknik Menjual dari program studi Manajemen di Fakultas Ekonomi karena sebagai Arsitek ia berkeinginan untuk dapat memasarkan sendiri karya-karyanya.

Budiman juga dapat membekali diri dengan mata kuliah-mata kuliah pilihan dari program studi Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Komunikasi seperti Teknik Komunikasi & Presentasi, dan Bahasa Inggris, karena Budiman merasa dengan menguasai ilmu-ilmu komunikasi dan bahasa asing maka ia dapat menjadi arsitek yang dapat mengkomunikasikan ide-idenya ke publik dengan lebih baik. Jadi, Budiman sebagai mahasiswa di program studi Teknik Arsitektur tidak hanya terkungkung dengan mata kuliah-mata kuliah yang telah disediakan di lingkup program studinya, namun Budiman dapat dengan sangat leluasa memilih mata kuliah-mata kuliah yang diminatinya dari program studi yang lain bahkan dari fakultas yang lain.

Satu contoh lagi, guna bisa memberikan gambaran yang lebih sempurna adalah apa yang dilakukan oleh Santi seorang mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dari Program Studi Manajemen. Selain mengambil mata kuliah-mata kuliah wajib di program studinya Santi juga mengambil mata kuliah IT Support dan Web Design dari Fakultas Teknologi Informasi.

Karena Santi merasa sebagai Sarjana Ekonomi ia harus menguasai dunia Komputer dan Internet agar kemampuan memasarkannya dapat mengikuti tren global masa kini yang ditandai dengan merajanya dunia TI dan internet. Sebagai mahasiswa yang kelak ingin mempunyai usaha/kantor sendiri, sejak mulai kuliah Santi dapat mengambil kelompok mata kuliah Pengarsipan dan Korespondensi dari Akademi Sekretari Budi Luhur yang nantinya akan memberinya kemampuan mengelola administrasi kantornya sendiri. Ini akan membuatnya dapat kuliah di Fakultas Ekonomi sambil merintis bisnis/usahanya sendiri. Cita-citanya untuk mempunyai usaha/bisnis sendiri, bahkan membuka lapangan pekerjaan dapat dengan mudah diwujudkan karena dengan kuliah di Fakultas Ekonomi - UBL, Santi sangat mempunyai kebebasan atau fleksibilitas untuk memilih mata kuliah-mata kuliah yang sangat dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis/usahanya.

Lihat bahwa fleksibilitas itu dapat terjadi karena UBL memberikan "kebebasan" kepada mahasiswa untuk mengambil mata kuliah pilihan, bahkan juga mata kuliah wajib. Semua program studi mempersiapkan sejumlah mata kuliah pilihan di program studinya masing-masing, yang tidak hanya bisa diambil oleh mahasiswa dari program studi tersebut, namun bisa juga diambil oleh mahasiswa dari program studi lain baik di lingkup fakultas tersebut bahkan juga dari luar lingkup fakultas tersebut.

Hal istimewa lain dari kurikulum yang antisipatif di UBL adalah semua mata kuliah "wajib" di sebuah program studi dapat saja menjadi mata kuliah "pilihan" untuk program studi lainnya. Hal ini akan memberikan kesempatan dan kebebasan yang seluas-luasnya bagi setiap mahasiswa untuk dapat merancang dan mengantisipasi kebutuhan masa depan mereka sendiri.

Saat ini, hanya UBL satu-satunya universitas di Indonesia yang telah menerapkan pola perancangan kurikulum yang antisipatif seperti ilustrasi di atas. Semua ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa tidak ada seorang pun yang dapat merancang masa depan orang lain.

Hanya diri kita yang dapat merancang masa depan kita sendiri. Untuk menjadi cerdas yang diperlukan adalah kerja keras. Untuk menjadi manusia berbudi luhur, yang dibutuhkan adalah kerendahan hati, sehingga untuk dapat menjadi cerdas berbudi luhur, perlu kerja keras dengan mengedepankan kerendahan hati.


Penulis adalah Direktur Akademik dan Kemahasiswaan UBL
Kembali Ke Atas Go down
https://alumnifatek.indonesianforum.net
 
UBL dengan Kurikulum Antisipatif
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Kurikulum dengan Kebebasan Merancang Masa Depan

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
www. alumnifatek.forumotion.com :: Halaman Utama :: Tampilan Pada Portal-
Navigasi: