Fapet minim calon mahasiswa

Kurangnya pemahaman tentang bidang peternakan menjadi salah satu fenomena di Sulut bahkan Indonesia, sehingga menurunkan minat calon mahasiswa atau orangtua untuk mendaftar di fakultas peternakan (fapet). Terkait hal tersebut, akademisi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Prof Dr David Kaligis DEA, beberapa waktu lalu mengatakan, hal tersebut merupakan bentuk kegagalan dari dinas terkait. Karena menurutnya, bidang peternakan masih dianggap bidang yang tidak menghasilkan banyak uang.
“Ini adalah kegagalan dinas terkait karena tidak jalannya fungsi utama dinas yang harus memberikan penyuluhan dan bimbingan bahkan permodal-an kepada petani atau peter-nak,” ujar Kaligis.
Swasta modal besar, ujarnya, masih dominan menguasai sektor peternakan sehingga pe-tani yang bermodal kecil makin terjepit dan akhirnya tidak bisa mengendalikan usahanya ka-rena ongkos produksi yang ma-kin meningkat.
“Akibatnya, peternak makin berkurang sehingga kebutuh-an akan ilmu ini juga makin menurun dan tentunya berim-bas pada kurangnya minat ca-lon mahasiswa yang mendaftar di fakultas peternakan,” katanya.
Padahal, dicontohkannya, produksi peternakan untuk lahan seluas satu hektar bisa sama bahkan lebih dari hasil tanaman pertanian dengan luas yang sama. Namun, jika dukungan dinas terkait kepa-da petani tidak ada maka ilmu yang dihasilkan dari universi-tas akan terbuang percuma karena tidak diterapkan kepa-da petani atau peternak.
“Kalangan perguruan tinggi hanyalah meneliti dan mengha-silkan suatu produk unggulan yang kemudian dapat diterap-kan di masyarakat antara lain melalui dinas-dinas terkait,” pungkasnya.(dds)