www. alumnifatek.forumotion.com
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
www. alumnifatek.forumotion.com


 
IndeksIndeks  PortailPortail  PencarianPencarian  Latest imagesLatest images  PendaftaranPendaftaran  Login  KawanuaKawanua  Media Fatek OnlineMedia Fatek Online  KAMPUSKAMPUS  

 

 Kursi PTN Rp 250 Juta

Go down 
PengirimMessage
Admin
Admin
Admin


Jumlah posting : 549
Registration date : 08.01.08

Kursi PTN Rp 250 Juta Empty
PostSubyek: Kursi PTN Rp 250 Juta   Kursi PTN Rp 250 Juta Icon_minitimeTue Jun 17, 2008 2:02 pm

Kursi PTN Rp 250 Juta


Komersialisasi Pendidikan Kian Memprihatinkan

[JAKARTA] Sejumlah perguruan tinggi (PTN) besar seperti Universitas Indonesia (UI) Depok, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, dan Institut Teknologi Bandung (ITB) mematok biaya masuk mulai Rp 100 juta hingga Rp 250 juta. Komersialisasi pendidikan kian memprihatinkan.

Penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2008/2009 kembali menjadi ajang PTN untuk menjaring sebanyak mungkin mahasiswa, dan sebanyak mungkin dana. Pembukaan beragam jalur penerimaan mahasiswa baru di PTN, menunjukkan PTN semakin terjebak dalam praktik komersialisasi pendidikan.

"Langkah PTN membuka jalur khusus itu merupakan dampak dari diubahnya status PTN menjadi Badan Hukum Milik Negara. Ironisnya, praktik ini dibiarkan terjadi," ujar Ketua Umum Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia, Soedijarto, di Jakarta, Selasa (17/6).

Hal senada diungkapkan dua mantan Rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta (sekarang Universitas Negeri Jakarta/UNJ), Conny Semiawan dan Soecipto, serta Guru Besar Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Tarmidi Haryadi.

"Pemerintah tidak berdaya membendung komersialisasi pendidikan, dan justru melakukan pembiaran. Kini PTN semakin menjauhi kepentingan masyarakat miskin yang berpotensi," ujar Conny Semiawan, yang juga psi- kolog UI.

Data yang dihimpun SP menunjukkan, sekitar 80 persen penduduk miskin harus bersaing memperebutkan 20 persen kursi PTN. Itu artinya, hanya siswa yang sangat pandai yang beruntung masuk PTN. Sebaliknya, 20 persen orang kaya mendapat keleluasaan masuk PTN dengan 80 persen kursi yang disediakan. Beda dengan orang miskin yang harus mengandalkan kecerdasan sebagai satu-satunya pertimbangan, orang kaya bisa mengandalkan uang untuk masuk PTN.

Karena itu, kata Conny, perlu kampanye publik menentang komersialisasi pendidikan. Kaum intelektual dan masyarakat yang masih memiliki kepedulian serta idealisme menyelamatkan hak kaum miskin untuk terbebas dari kebodohan, sudah waktunya digalang.

Sedangkan Soecipto menyampaikan solusi, sebaiknya pemerintah memberi kemudahan kepada pengusaha dan warga masyarakat, agar mau mengalokasikan sebagian kekayaannya untuk beasiswa pendidikan. "Atau membuat lagi skim pinjaman bagi mahasiswa untuk menyelesaikan kuliahnya. Pengusaha dan perusahaan yang terpanggil perlu mendapat insentif dan kemudahan pajak sebagai penghargaan," ujarnya.

Soecipto juga berpendapat, Keppres 80/2006 yang melarang PTN menjadi konsultan bagi pihak kedua harus dicabut. "Keppres ini tidak memberi ruang gerak bagi kampus mencari sumber pendanaan lain selain dari mahasiswa," ujarnya.

Secara terpisah, Tarmidi Haryadi mengingatkan, dalam ideologi mana pun, liberal atau sosialis, negara harus menyediakan pendidikan untuk rakyatnya.

Menanggapi kondisi tersebut, Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas Fasli Jalal menegaskan, akses masyarakat ke jenjang pendidikan tinggi harus terus ditingkatkan. Sebab, dari 28 juta warga berusia 19-24 tahun, baru 17,2 persen yang melanjutkan ke pendidikan tinggi.

"Dalam dua tahun ini pemerintah menargetkan 180.000 warga usia kuliah bisa melanjutkan ke pendidikan tinggi," kata Fasli, Senin (16/6).

SPP Mahal

Berdasarkan data yang dikumpulkan dan diperkuat penjelasan Soedijarto, dalam penerimaan mahasiswa di PTN tahun ini, Sumbangan Pembangunan Pendidikan (SPP) yang dibebankan kepada para calon mahasiswa sangat mahal.

Di UI, Sistem Penerimaan Mahasiswa UI-Program Prestasi dan Minat Mandiri mematok tarif Rp 25 juta hingga Rp 75 juta per calon mahasiswa. Di Undip, Program Pengembangan dan Kerja Sama mematok tarif Rp 25 juta hingga Rp 250 juta per calon mahasiswa. UGM membuka Program Penjaringan Kemitraan dengan tarif Rp 15 juta hingga Rp 100 juta per calon mahasiswa, dan ITB melalui Penelusuran Minat, Bakat, dan Potensi mematok tarif Rp 45 juta per calon mahasiswa.

Sementara itu, Kepala Kantor Humas dan Protokol UI Henny S Widyaningsih menegaskan, kampusnya tidak pernah melakukan ujian masuk mandiri. Hal ini guna membuka akses seluas-luasnya bagi calon mahasiswa.

"UI menggelar ujian masuk bersama (UMB), dengan daya tampung 3.318 kursi atau 80 persen dari seluruh daya tampung mahasiswa UI untuk program sarjana reguler 2008," katanya.

Dia mengatakan, biaya kuliah untuk mahasiswa dari jalur UMB sama dengan jalur Seleksi Nasional Mahasiswa (SNM) PTN (sebelumnya Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru/SPMB), yakni Rp 100.000-Rp 5 juta per semester untuk rumpun ilmu sosial dan humaniora, dan Rp 100.000-Rp 7,5 juta per semester untuk rumpun kesehatan, sains, dan teknologi. [E-5/W-12]

SUARA PEMBARUAN DAILY
Kembali Ke Atas Go down
https://alumnifatek.indonesianforum.net
 
Kursi PTN Rp 250 Juta
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» 6 Profesor Perebutkan Kursi Rektor Unsrat
» Kursi PTN buat si Miskin , Makin Sulit Tembus PTN
» Masuk Kedokteran Minimal Rp 40-60 Juta
» Kursi PTN buat si Miskin, Pintar Jadi Syarat Utama

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
www. alumnifatek.forumotion.com :: Halaman Utama :: Tampilan Pada Portal-
Navigasi: